TUGAS PORTOFOLIO
NA'ILIR ROKHMAH / 2108049031
Materi yang saya peroleh melalui
kuliah ke-3
KONSEP
DAN IMPLEMENTASI PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP PADA PENDIDIKAN VOKASI
Konsep
Public Private Partnership
PPP memiliki definisi yang
beragam. Secara sempit, PPP dapat diartikan sebagai kesepakatan formal seperti
penyediaan infrastruktur atau diarti-kan secara luas yang mencakup segala jenis
kerjasama antara pihak pemerintah dan swasta (LaRocque, 2008: p.7). Menurut
Komisi PPP Inggris (Commission on UK PPPs), PPP adalah ‘suatu hubungan berbagi
risiko berdasarkan kesepakatan antara pihak pemerintah dan swasta (termasuk
sukarelawan) untuk mendorong kebijakan publik yang diinginkan. Imple-mentasinya
berupa hubungan jangka panjang dan fleksibel, yang dituang-kan dalam kontrak,
untuk menyediakan layanan yang didanai publik’.
Secara umum PPP memiliki beberapa
karakteristik, yaitu:
a. Bersifat formal
b. Merupakan hubungan jangka
panjang bagi para pihak
c. Berfokus pada hasil
d. Ada unsur berbagi risiko bagi
para pihak
e. Pihak swasta mencakup lembaga
komersial dan sukarelawan
Karakteristik
PPP dalam Pendidikan Vokasi:
1. Mekanisme pendidikan yang dijalankan dengan
skema PPP memperkuat kapasitas dan kemampuan para pengajarnya.
2. Lembaga pendidikan vokasi dan pihak swasta bersama-sama
mengelola penawaran (supply) dan permintaan (demand)
3. Pelaksanaan program dilaksanakan berdasarkan
prinsip kerja sama (partnership) dengan otonomi dalam hal keuangan dan
kepegawaian yang melibatkan para pengambil keputusan
Public
Private Partnership Pendidikan Vokasi di
Inggris:
Kategori PPP : Program Filantropi Swasta
dan Program
Infrastruktur Sekolah
Program PPP: Program Akademi (Academies
Programme) dan Program Pendanaan Swasta
(Private Finance Initiative)
Implementasi
Program PPP di Indonesia
Program
PPP sangat penting untuk diimplementasikan pada pendidikan vokasi di Indonesia,
mengingat kapasitas pemerintah untuk menyediakan infrastruktur pendidikan masih
terbatas. Di samping itu, dunia usaha dan industri memiliki kebutuhan yang
tinggi atas lulusan yang memahami praktik kerja dan memiliki keterampilan
khusus. Program PPP dapat menjadi jembatan untuk menyatukan pandangan dan
mengidentifikasi kesesuaian metode pembelajaran agar peserta didik memperoleh
keterampilan secara maksimal.
Jenis program PPP bidang pendidikan secara umum antara
lain:
a. Pendanaan pendidikan
b. Penyelenggaraan pendidikan
c. Pengembangan kebijakan pendidikan
d. Dukungan kegiatan sekolah
e. Dukungan kegiatan siswa
PPP dalam pendidikan vokasi memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a.
Mekanisme pendidikan yang dijalankan dengan skema PPP mem-perkuat kapasitas
dan kemampuan para pengajarnya. Hal ini ter-kait dengan kemampuan pedagogi para
pengajar, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman.
b.
Lembaga pendidikan vokasi dan pihak swasta bersama-sama mengelola penawaran
(supply) dan permintaan (demand). (Lihat Tabel 1).
Kedua pihak sama-sama terlibat dalam menentukan permintaan dan penawaran
atas suatu kegiatan pendidikan vokasi.
c.
Pelaksanaan program dilaksanakan berdasarkan prinsip kerja sama
(partnership) dengan otonomi dalam hal keuangan dan kepegawaian yang melibatkan
para pengambil keputusan (Gondinet & Gouchon, 2014: p.6).
Public Private Partnership di
Inggris
Inggris merupakan negara yang memiliki nilai proyek
PPP terbesar di Eropa untuk tahun 2012. Pemerintah Inggris menggunakan PPP
untuk membiayai pembangunan banyak sektor: transportasi, pendidikan, kesehatan,
dan kantor-kantor pemerintah (Hall, 2015: p.8-9).
Peran swasta dalam menyediakan layanan dan pendanaan
pendidikan semakin meningkat. Tren utama yang terjadi adalah berkembangnya
bentuk-bentuk keterlibatan swasta dalam dunia pendidikan melalui program PPP
(LaRocque, 2008, p.8). Skema yang dilakukan dalam program PPP umumnya mencakup
dua model, yaitu:
1.
Pemerintah melakukan kemitraan dengan swasta yang dituang-kan dalam kontrak
kemitraan untuk menyediakan layanan pendidikan secara bersama-sama.
2.
Pihak swasta terlibat secara langsung dalam pelayanan pendidik-an yang diselenggarakan
oleh pemerintah.
Tujuan program PPP tidak hanya pendidikan, namun dapat
mencakup tujuan sosial dan ekonomi. Adanya program ini menunjukkan bahwa
pelayanan pendidikan telah berubah dari model tradisional yang selalu harus
disediakan pemerintah (LaRocque, 2008, p.8) menuju model baru yang lebih
modern. Untuk pendidikan dasar dan menengah, program PPP dapat diklasifikasi
menjadi 7 kategori sebagai berikut:
PPP dalam pendidikan
vokasi memiliki ciri yang khas, karena dapat menjadi pendekatan yang
komprehensif untuk semua aspek, seperti pendanaan, infrastruktur, kualitas,
pelatihan pengajar, layanan dan evaluasi pendidikan vokasi (Sharma, 2015: p.2).
Program ini memiliki peran penting untuk mengembangkan kualitas pendidikan
vokasi karena memungkinkan komunikasi yang sering antara lembaga pendidikan dan
perusahaan (Hawley, 2007: p.1).
Pengembangan keterampilan
di sekolah vokasi sangat memerlukan kolaborasi dan kerjasama (partnership)
dengan dunia usaha, dengan dikoordinasi oleh pemerintah. Kolaborasi yang baik
antara lembaga pendidikan vokasi dan dunia usaha telah menjadi kunci sukses
pelaksanaan program partnership. Pelaksanaan program partnership tidak didorong
oleh kepentingan pribadi masing-masing pihak, namun dilandasi oleh kesadaran untuk
mencapai pertumbuhan industri dan pertumbuhan ekonomi yang harus dicapai secara
bersama-sama oleh pemerintah dan swasta (Sharma, 2015: p.3).
Strategi pengembangan
keterampilan diarahkan untuk mendorong pelaksanaan program PPP secara nasional.
Program PPP harus dijalankan sesuai dengan kerangka atau kontak yang disepakati
antara sekolah vokasi dan perusahaan. Baik pemerintah maupun swasta yang
telibat dalam PPP harus dapat mengidentifikasi kelemahan program ini. Pihak
swasta melakukan partnership dengan sekolah vokasi bukan untuk mencari
keuntungan (profit) dari kegiatan pendidikan, melainkan untuk berkontribusi
dalam pengembangan keterampilan. Hal ini memerlukan komitmen bersama secara
nasional untuk menempatkan kepentingan strategis atas investasi pendidikan
(Sharma, 2015: p.3). Contoh program PPP yang dilaksanakan pada pendidikan
vokasi di Inggris dapat dilihat pada Tabel 3.
KESIMPULAN HASIL DISKUSI KELOMPOK
Dari
hasil diskusi kelompok dan dari hasil saya membuatresum, dapat disimpulkan
bahwa:
1.
PPP dapat diterapkan di
Indonesia untuk meningkatkan Pendidikan vokasi namun dengan catatan harus
sesuai dengan procedural dan didukung oleh pihak – pihak yang terkait.
2.
Agar PPP dapat berjalan
dengan baik perlu adanya pengajar yang kompeten, hal ini bisa dilakukan dengan
melakukan kegiatan magang guru yang bisa bekerja sama dengan DUDIKA. Dengan
melakukan kegiatan magang guru, maka guru akan mengupgrade pengetahuannya dan
bisa disampaikan kepada siswa – siswanya.
3.
Pembelajaran praktik
harus lebih diutamakan dibanding pengetahuan. Hal ini bertujuan agar ketika
siswa lulus sudah matang dalam hal bekerja sesuai dengan bidangnya
4.
Lembaga Pendidikan vokasi
dan pihak swasta sudah bekerja sama dengan baik terkait hal bersama – sama
mengelolah supply and demand.
5.
Untuk membuat
keterampilansiswa berkembang khususnya di pendidikan vokasi maka sangat
memerlukan kolaborasi dan kerjasama (partnership) dengan DUDIKA dan dengan
dikoordinasi oleh pemerintah.
0 $type={blogger}:
Posting Komentar