Edupreunership
Edupreunership adalah gabungan makna dari education dan enterpreunership. Education adalah Pendidikan, sedangkan enterpreunership adalah kewirausahaan. Tujuan dari edupreunership adalah untuk mendidik seseorang/siswa supaya mengerjakan dan menghasilkan produk atau sesuatu yang mempunyai nilai jual dan dapat dimanfaatkan semua orang. Dalam edupreunership menempatkan konsep-konsep sikap kewirausahaan di dalam dunia Pendidikan dengan kemampuan yang kreatif, pencipta peluang yang inovatif, dan berani mengambil resiko. Dalam pembelajaran edupreunership, peserta didik dilatih untuk terjun langsung pada kegiatan kewirausahaan sehingga mendapatkan pengalaman dalam kegiatan kewirausahaan.
Enterpreunership Education adalah proses kegiatan kreativitas dan inovasi menciptakan perubahan dengan memanfaatkan peluang dan sumber-sumber yang ada untuk menghasilkan nilai tambah bagi diri sendiri dan orang lain serta memenangkan persaingan. Pembelajaran enterpreunership hanya diberikan pada waktu tertentu dan lebih banyak adalah pemberian pengetahuan saja bagaiman menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Para siswa terbatas hanya mendapat materi mengenai cara mendirikan usaha, cara mengelola usaha, dan kiat-kiat menjadi pegusaha sukses.
Dari kedua pengertian d atas dapat saya simpulkan bahwa antara edupreunership dengan enterpreunership adalah dua hal yang berbeda. Edupreunership lebih cenderung memberikan pembelajaran bermakna pada peserta didik, karena peserta didik dilatih untuk terlibat langsung pada kegiatan kewirausahaan. Sedangkan enterpreunership lebih banyak mengenalkan saja tentang kewirausahaan dan segala unsur tentang kewirausahaan dan tidak mendapatkan pengalaman dalam kegiatan berwirausaha.
Implementasi pembelajaran dari edupreunership di sekolah adalah teaching factory, business centre dan unit produksi. Teaching factory, business centre dan unit produksi merupakan bentuk usaha yang dilaksanakan di SMK Muhammadiyah untuk menambah sumber dana dan melatih kewirausahaan bagi para siswanya
Implementasi pembelajaran dari enterpreunership melalui kolaborasi dengan industri untuk mengenalkan proses kewirausahaan, atau dengan mengundang profil sukses alumni yang berwirausaha untuk menggali kiat-kiat menjadi seorang wirausaha.
Tujuan akhir dari pembelajaran edupreunership dan enterpreunership adalah menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan kemandirian sehingga lulusan tidak hanya fokus mencari pekerjaan, tetapi dapat menciptakan lapangan pekerjaan atau berwirausaha.
Peluang yang dapat dikembangkan di sekolah tempat saya bekerja menjadi edupreunership yaitu jasa ruangan. SMK Muhammadiyah Lumajang memiliki fasilitas aula abdi manaf yang cukup luas yang bisa menampung maksimal 600 orang, laboratorium keperawatan yang sudah setara dengan rumah sakit,laboratorium TLM,Laboratorium Farmasi, Gedung Multimedia sebagai Gedung COE, kolam renang, dan juga tefa dari semua jurusan. Dengan fasilitas yang sudah dimiliki dapat menjadi peluang untuk membuka usaha persewaan aula, tempat outbond dengan fasilitas kolam renang, membuka tempat outing class untuk siswa SD dan SMP melalui sarana laboratorium/bengkel dan juga tefa. Pada Gedung COE Multimedia dengan alat yang sangat lengkap bisa dilakukan bisnis membuka persewahan alat.
Langkah-langkah yang dapat diambil agar bisa terwujud edupreunership di sekolah:
- Pelayanan yang bermutu pada setiap bidang dengan menerapkan sistem manajemen mutu total (Total Quality Management).
- Pemberdayaan SDM (guru, siswa, komite) untuk mendukung program sekolah menjadi sekolah unggul dan pemberdayaan mereka supaya lebih produktif berkarya
- Pemanfaatan sarpras secara optimal untuk kegiatan pembelajaran dan kegiatan produksi
- Peningkatan jaringan kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri untuk kegiatan mentorin
- Memperkenalkan jiwa atau karakter kewirausahaan pada peserta didik dan guru umum
- Memperoleh keuntungan atau income
- Menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dengan anggota di lingkungan organisasi ataupun di luar organisasi sebagai sasaran konsumen
- Mengenalkan sekolah kepada masyarakat sehingga menarik masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SMK Muhammadiyah Lumajang
- Guru dan karyawan juga akan terkena dampak positif dari kegiatan edupreneuship ini, Jika income sekolah bertambah dan pelaksanaan kegiatan persewahan berjalan sukses bekelanjutan, maka guru dan karyawan juga akan dapat bonus tambahan. Tentunya hal ini juga melibatkan guru karyawan dalam hal pengelolahannya sehingga dari sinilah terciptalah bussines center yang berjalan dan berkembang dari waktu ke waktu.
- Struktur organisasi merupakan salah satu hal yang penting yang harus diperhatikan ketika akan melaksanakan kegiatan edupreneurship agar para anggota mengetahui dengan jelas posisi dan ranah kerja dari masing-masing posisi yang sudah dibagi sesuai dengan kesepakatan. Struktur organisasi yang tepat diterapkan di lembaga pendidikan pengembang edupreneurship adalah menggunakan struktur organik. Struktur organisasi juga menjadi tolak ukur keseriusan dan kesungguhan sebuah instansi yang memelopori edupreneurship untuk dilaksanakan di sekolahnya.
- Penjaminan mutu merupakan hal yang menjamin seluruh aktifitas dalam berbagai bagian dari system (dalam hal ini edupreneurship) untuk memastikan bahwa mutu produk atau layanan yang dihasilkan selalu konsisten sesuai dengan yang direncanakan. Berhubung kegiatan edupreneurship berhubungan langsung dengan konsumen dari dalam ataupun lingkungan SMK, maka SMK sangat perlu melakukan penjaminan mutu bagi produk atau jasa yang akan dipromosikan atau dijajakan kepada masyarakat luas. Penjaminan mutu yang sukses dalam institusi pendidikan dapat dicapai apabila setiap anggota dalam organisasi memberi konstribusi pada proses yang berkualitas.
- Strategi pemasaran adalah kunci utama suksesnya kegiatan edupreneurship. Kegitaan edupreneurship memiliki tujuan salah satunya yaitu menambah income sekolah atau pemasukan sekolah. Strategi pemasaran merupakan suatu usaha untuk memasarkan produk, baik itu berupa barang maupun jasa dengan menggunakan teknik tertentu untuk meningkatkan jumlah penjualan. Maka dari itu, kegiatan edupreneurship sangat membutuhkan adanya strategi pemasaran untuk tetap mendapat pelanggan baru setiap waktunya dan semakin dikenal dari waktu ke waktu juga.
- Teaching Factory adalah pembelajaran di SMK berbasis industri/bisnis yang mengacu kepada standar dan prosedur yang berlaku di dunia industri/bisnis dilaksanakan dalam suasana nyata seperti yang terjadi di industri/bisnis dan bertujuan agar siswa mengalami pembelajaran dengan standar dan suasana yang “sama” dengan di industri.
- Pembelajaran yang saya tau di sekolah mengenai teaching factory ialah, siswa beperan menjadi pegawai dan guru atau pembimbing tefa menjadi dapat menjadi bos atau pemilik atau hanya menjadi pembimbing saja. Jadi disini siswa akan dijelaskan diawal apa yg harus dilakukan untuk mengola teaching factory, pembukuannya, mencari kliennya, dan lain sebagainya berhubungan dengan perkembangan bisnis ini. Kemudia, diakhir menjelang tutupnya teaching factory
- Business Center adalah usaha komersial sekolah dalam dunia perdagangan, bidang usaha, atau usaha dagang yang dijadikan laboratorium kewirausahaan dan digunakan sebagai tempat bagi siswa untuk mempraktikkan teori mengenai kewirausahaan.
- Menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada siswa dapat dilakukan dengan menemukan minat siswa terlebih dahulu. Kemudian bisa diikuti dengan perencanaan bisnis atau apa yang bisa dijual dari yang di minati siswa tersebut. Manusia cenderung senang melakukan hal yang disukai, jika ia memiliki informasi bahwa hal yang diminati bisa menghasilkan uang, maka individu akan menemukan bisnis dalam bidang apa yang ingin ia bangun. Kemudia selama individu menjadi siswa di SMK Mulu, maka mereka memiliki keistimewaan hak untuk produk atau jasa mereka untuk dipromosikan, dipajang, dan dijajakan di bussines center yang dimiliki sekolahnya.
Konsep
edupreunership
di sekolah ditekankan pada usaha kreatif atau inovatif yang dilakukan oleh
sekolah untuk memperoleh prestasi sekolah dan menambah income/pendapatan.
Prestasi sekolah mungkin tidak langsung membuahkan keuntungan finansial tetapi
sekolah yang berprestasi memiliki lebih banyak kesempatan untuk mendapat
penghargaan, bantuan, dan input siswa yang lebih baik. Dengan modal prestasi
ini, sekolah sedikit demi sedikit akan mengalami kemajuan sampai menjadi
sekolah unggul. Dalam konteks ini, unggul tidak memberi dampak finansial secara
langsung tetapi merintis masa depan yang lebih sukses. Setelah menjadi sekolah
unggul, peluang dan kesempatan untuk mencari tambahan income/pendapatan semakin
mudah didapatkan.
0 $type={blogger}:
Posting Komentar