REFLEKSI INDIVIDU
PEMBELAJARAN 1 -- MULAI
DARI DIRI MODUL 2.1
PEMBELAJARAN UNTUK
MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID
Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh
Salam
dan Bahagia Bapak dan Ibu Guru Hebat……
Perkenalkan Saya Na’ilir Rokhmah, S.Pd dan biasa dipanggil Nail, saya adalah calon guru penggerak angkatan X dari SMK Muhammadiyah kabupaten Lumajang. Pada kesempatan kali ini Saya akan menuliskan Refleksi Individu Pembelajaran 1 Mulai dari Diri yang merupakan bagian dari alur MERDEKA yang merupakan tahapan dari pembelajaran di LMS dari Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, dan tahapan terakhir adalah membuat Aksi nyata.
Adapaun tujuan pembelajaran khusus pada tahapan mulai dari diri ini adalah CGP dapat berbagi pengalaman pribadi tentang bagaimana tindakan gurunya di masa lalu membantu dirinya untuk belajar dengan lebih baik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Kutipan
untuk hari ini:
"Anak-anak
adalah bunga-bunga masa depan yang perlu disirami dengan pendidikan yang
baik." (Ki Hajar Dewantara).
Pertanyaan Pemantik
Bagaimana
seorang guru dapat mengelola kelas dan memenuhi kebutuhan belajar
murid-muridnya yang berbeda-beda?
Bapak dan Ibu Guru hebat, pertanyaan pemantik ini sangat menarik pemikiran pada diri saya. Kebutuhan belajar murid yang berbeda-beda. Bagaimana cara kita sebagai seorang guru yang menuntun tumbuh laku murid dapat mengelolanya di kelas? Sesuai dengan pemikiran KHD yang menyatakan bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki kodratnya masing-masing. Tugas kita sebagai seorang guru adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan bagi setiap anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing, dan memastikan bahwa dalam prosesnya, anak-anak tersebut merasa selamat dan bahagia. Tentunya kita juga harus memahami latar belakang siswa kita dan kondisi siswa kita agar kita bisa mengetahui kebutuhan belajar siswa.
Setiap
murid adalah individu yang unik dan sudah seharusnya menjadi dasar dari
praktik-praktik pembelajaran yang kita lakukan di kelas, serta menjadi kerangka
acuan saat mengevaluasi praktik-praktik pembelajaran kita. Betapa luas
keberagaman yang ada pada diri murid-murid kita, setiap murid memiliki
karakteristik yang beragam, dengan keunikan, kekuatan dan kebutuhan belajar
yang berbeda, maka sebagai guru kita perlu berpikir bagaimana caranya kita
dapat menyediakan layanan pendidikan yang memungkinkan semua murid mempunyai
kesempatan dan pilihan untuk mengakses apa yang kita ajarkan secara efektif
sesuai dengan kebutuhan mereka.
Melalui
pembelajaran berdiferensiasi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan belajar
murid-murid yang berbeda. Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk
menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar
individu murid. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang
mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya
yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid. Pembelajaran
berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan
bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut.
Tomlinson
(2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed
Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat melihat kebutuhan belajar
murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek yaitu Kesiapan belajar murid
(readiness), Minat murid, dan Profil belajar murid.
Refleksi Individu
Bayangkanlah
kelas yang saat ini Anda ampu dengan segala keragaman murid-murid Anda!
Murid-murid
kita sangat unik dengan keberagaman masing-masing. Kita harus mengakui akan
keberagaman yang ada pada diri murid-murid kita. Mereka memiliki latar belakang
ekonomi yang berbeda-beda, kondisi yatim atau piatu, berasal dari sekolah
sebelumnya yang berbeda-beda, prestasi yang dimilikipun juga berbeda-beda, dan
masih banyak lagi perbedaan-perbedaan yang lainnya. Mereka memiliki perbedaan mulai
dari finansial, lingkungan, sosial, emosional, dan lain-lainnya. Setiap anak
memiliki minat yang tidak sama satu sama lain, kemampuan numerasi dan literasi
yang berbeda-beda. Ada anak yang suka bekerja dalam kelompok namun ada juga anak
yang lebih suka belajar secara mandiri. Ada anak yang lebih senang mendengarkan
penjelasan materi dari gurunya, ada juga yang senang mencatat materi penting dalam
bentuk tulisan , ada anak yang senang berdiskusi dan melakukan kegiatan praktek.
Ada anak yang senang belajar di dalam kelas ada juga yang senang di luar kelas.
Ada anak yang pandai berbicara di depan kelas ada juga anak yang pemalu. Tanpa
disadari Guru dihadapkan pada keberagaman yang banyak jenisnya, sehingga
seringkali guru harus melakukan banyak pekerjaan atau membuat suatu keputusan
dalam satu waktu. Misalnya, saat mengajar di kelas, seorang guru mungkin harus
membantu satu muridnya yang kesulitan, namun di saat yang sama harus mengatur
cara bagaimana agar saat ia membantu murid tersebut, kelasnya tetap dapat
berlangsung dengan kondusif. Dalam kesehariannya, guru akan senantiasa
melakukan hal ini, sehingga kemampuan untuk multitasking ini secara natural
sebenarnya dimiliki oleh guru. Kemampuan ini banyak yang tidak disadari oleh
para guru, karena begitu alaminya hal ini terjadi di kelas dan betapa
terbiasanya guru menghadapi tantangan ini. Semua usaha tersebut tentunya
dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk memastikan setiap murid di kelasnya
sukses dalam proses pembelajarannya. Saat ini saya mengajar Matematika di SMK
Muhammadiyah Lumajang. Kelas yang saya ampuh adalah X jurusan Layanan Kesehatan
dan Broadcasting dan Perfilman dan XI jurusan Broadcasting dan Perfilman dengan
jumlah per kelas 34 murid. Saya mengajar 6 kelas betapa beragamannya
murid-murid saya. Saya senang bisa menemani mereka belajar di dalam maupun di
luar kelas. Dari keberagaman murid saya ini saya menjadi tertantang untuk bisa
menjadi guru yang dapat memenuhi kebutuhan belajar murid saya yang
berbeda-beda, saya harus banyak belajar, tidak ada kata puas dan berhenti untuk
belajar karena pada kenyataannya setiap anak itu unik dan bagaimana
memanusiakan anak itu tentunya dengan memperhatikan pendidikan yang sesuai
dengan Filosofi Ki Hajar Dewantara melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Apa yang telah Anda lakukan untuk melayani kemampuan murid yang berbeda? Apa yang Anda lakukan untuk membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah untuk murid Anda? Apakah ada perlakuan yang berbeda yang Anda lakukan? Jika ada, perlakuan seperti apa? Jika tidak ada, apa dampaknya terhadap murid Anda?
Setiap awal pembelajaran saya selalu melakukan asesmen diagnostiknon kognitif untuk mengetahui perasaan serta motivasi belajar yang dirasakan oleh murid saya sebelum menerima pembelajaran. Saya menyediakan sumber belajar yang berbeda seperti dalam bentuk E-modul, infografis, PPT, Video, buku paket, rangkuman materi, bahkan trik-trik jitu dalam menyelesaikan matematika. Hal ini saya lakukan agar bisa mempermudah dalam memenuhi kebutuhan belajar murid saya. Saya juga mangajak murid saya belajar di luar kelas seperti pada saat praktikum menghitung tinggi suatu banguna atau benda dengan menggunakan klinometer pada materi trigonometri di sekitar sekolah. Saya juga membuat murid belajar dalam bentuk kelompok, berdiskusi, bermain games, dan ada saya menyelipkan kegiatan ice breaking dengan tujuan supaya murid tidak jenuh. Saya melibatkan teknologi dalam berbabagi pembelajaran saya. Dalam pembelajaran matematika saya kolaborasikan dengan pembelajaran informatika sehingga anak bisa mengikuti perkembangan zaman dengan adanya teknologi. Saya juga meminta tugas yang harus dikumpulkan dalam bentuk yang berbeda beda sesuai kesenangannya mereka, hal ini bertujuan untuk melatih kreatifitas serta tanggung jawab murid terhadapa apa yang sudah mereka kerjakan. Saya juga melakukan penilaian di awal pembelajaran, selama proses pembelajaran dan diakhir pembelajaran. Saya juga melakukan refleksi dengan murid-murid saya menanyakan perasaan mereka setelah mengikuti pembelajaran.
Sebutkan tantangan-tantangan yang Anda hadapi dalam proses pembelajaran di kelas yang disebabkan oleh keragaman murid-murid Anda tersebut? Tindakan-tindakan apa yang telah Anda lakukan untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut?
1. Setiap murid mempunyai
visi dan misi yang berbeda-beda, bahkan ada beberapa yang masih belum jelas tujuan
mereka sekolah untuk apa. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran terkadang ada
sedikit hambatan. Untuk mengatasi keberagaman yang memiliki variasi beragam,
tidak cukup hanya dalam sekali tatap muka selesai. Perlu waktu lama dan
kesabaran. Apalagi beberapa murid lambat dalam menerima pelajaran dan
mengumpulkan tugas. Perlunya banyak strategi pembelajaran agar murid selalu
antusias belajar.
2. Berkurangnya waktu pembelajaran karena ada yang kurang bersemangat dalam pembelajaran karena kurangnya minat dan motivasi dalam belaja
Menurut Anda, untuk mengakomodasi tantangan yang terkait dengan keragaman murid tersebut, bagaimana seharusnya pembelajaran itu dirancang, dilaksanakan, dan dievaluasi?
1. Saya merancang
pembelajaran dengan memperhatikan keragaman, kemampuan, dan kebutuhan murid.
Saya merancang pembelajaran berdasarkan pendapat dari para siswa dan guru
sehingga bisa mengikuti pembelajaran sesuai dengan keinginannya. Proses belajar
direncanakan secara terperinci sejak membuat rancangan pembelajaran baik berupa
Modul ajar. Saya mensinkronkan CP
yang dibutuhkan oleh msaing – masing kejuruan.
Untuk
menjawab tantangan dalam pembelajaran dibutuhkan rancangan pembelajaran yang memenuhi
keragaman tersebut dengan melihat motivasi belajar, kemampuan belajar, perasaan
mereka, dan pikiran mereka. Tentunya usaha yang lebih keras, bisa dengan
penugasan yang kolaborasi,inovatif, dan kreatif. Kemudian, tentu juga harus
memperhatikkan filosofi KHD yaitu mendidik siswa sesuai dengan kodrat mereka. Evaluasi
yang menyeluruh juga dibutuhkan dapat dilakukan untuk memenuhi keragaman siswa
yang berbeda-beda. Tahapan yang paling terpenting adalah dengan melakukan
refleksi di akhir pembelajaran sehingga pembelajaran ke depan dapat menjadi
lebih baik. Prinsip saya adalah belajar itu harus menyenangkan dan tidak
membuat murid menjadi tertekan.
0 $type={blogger}:
Posting Komentar