This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

About

Kamis, 17 November 2022

IMPLEMENTASI BIMBINGAN KARIER

 

IMPLEMENTASI BIMBINGAN KARIER

DI SMK MUHAMMADIYAH LUMAJANG

 

A. PENDAHULUAN

Sekolah menengah kejuruan (SMK) menjadi penyumbang pengangguran terbuka di Indonesia. BPS (2021) menunjukkan data Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) berdasarkan pendidikan per Agustus 2021 yaitu Sekolah Dasar (SD) mencapai 3,61%, Sekolah Menengah Pertama (SMP) mencapai 6,45%, SMA mencapai 9,09%, SMK mencapai 11,13%, Diploma mencapai 5,87%, dan Universitas mencapai 5,98%. Berdasarkan data tersebut persentase pengangguran lulusan SMK lebih besar dibanding persentase lulusan SMA. Ariyani (2020) berpendapat kondisi tersebut mengakibatkan animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SMK mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk menempuh pendidikan SMK tidak terlepas dari tingkat keterserapan lulusan SMK di dunia kerja.

Peranan bimbingan karir oleh guru bimbingan konseling di sekolah sangat penting. Permasalahan karir akan menjadi salah satu masalah utama yang perlu diperhatikan dalam merancang masa depan siswa nantinya. Perkembangan karir itu sendiri merupakan serangkaian perubahan-perubahan yang terjadi setiap tingkat kehidupan yang dipengaruhi oleh pemahaman diri (self understanding), nilai-nilai, sikap, pandangan, kemampuan yang dimiliki dan segala harapan yang menentukan pilihan karir yang akan dipilih, dan merupakan suatu proses yang terjadi karena dipengaruhi oleh faktor internal dalam diri pribadi seseorang dan pengaruh faktor eksternal di luar pribadi diri seseorang.

Bimbingan karir adalah upaya pemberian bantuan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, memilih lapangan pekerjaan atau jabatan profesi tertentu, serta membekali diri agar siap memangku jabatan yang telah dimasuki. Pada konteks sekolah, bimbingan karir memerlukan seorang konselor yang mampu memberikan layanan secara profesional kepada siswa atau konseli. Konselor memiliki tugas dan wewenang yang berbeda dengan tugas dan wewenang guru, walaupun sama-sama dalam setting pendidikan formal.

Perencanaan karir merupakan proses pencapaian tujuan karir individu, yang ditandai dengan adanya tujuan yang jelas setelah menyelesaikan pendidikan, cita-cita yang jelas terhadap pekerjaan, dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan dan pekerjaan yang di cita-citakan, persepsi yang realistis terhadap diri dan lingkungan, kemampuan mengelompokkan pekerjaan yang diminati, memberikan penghargaan yang positif terhadap pekerjaan dan nilai-nilai, kemandirian dalam proses mengambil keputusan, kematangan dalam hal mengambil keputusan, dan menunjukkan cara-cara realistis dalam mencapai cita-cita pekerjaan.

Bimbingan dan konseling karir di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mempunyai peranan yang penting dalam membantu siswa mencapai suatu perkembangan pengetahuan dan kesiapan pada kemampuan perencanaan karir. Pemberian informasi karir kepada siswa sebagai wujud untuk memantapkan kemampuan perencanaan karir siswa. Kemampuan perencanaan karir merupakan modal utama siswa untuk memasuki dunia karirnya dimasa depan. Permasalahan karir merupakan permasalahan masa depan siswa. Oleh karena itu, perlu adanya bimbingan dan konseling karir yang diberikan oleh konselor/guru di sekolah.

B. PEMBAHASAN

Bimbingan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu petunjuk (penjelasan) cara mengerjakan sesuatu, tuntunan. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan potensi-potensinya demi kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. Karir dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perkembangan dan kemajuan dikehidupan, pekerjaan, jabatan. Lestari (2017) mengutip Winkel, yang menyatakan bahwa bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan perkerjaan yang telah dimasuki.

Yusuf (2012) menyatakan bahwa bimbingan karir adalah bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan, dan pemecahan masalah-masalah karir seperti: pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas pekerjaan, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan, dan pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, dan pemecahan masalah-masalah karir yang dihadapi.

Bimbingan karir di SMK Muhammadiyah Lumajang dilaksanakan berdasarkan atas kaidah-kaidah yang berlaku mengenai layanan bimbingan dan konseling. Dalam program bimbingan dan konseling ini salah satu layanan yang diterapkan atau diberikan kepada siswa adalah bimbingan karir. Pada dasarnya bimbingan dan konseling merupakan salah satu upaya pendekatan terhadap siswa dalam dunia pendidikan. Pendekatan ini dilakukan secara pribadi maupun kelompok untuk membantu siswa mencapai suatu kemandirian dalam penyelesaian masalah-masalahnya.

Peran guru BK salah satunya yakni, membantu siswa dalam menghadapi masalah karirnya. Tujuannya untuk menyiapkan siswa menuju gerbang masa depan (dunia pendidikan maupun pekerjaan) yang diharapkan. Program bimbingan karir merupakan hal yang tepat. Melalui program ini siswa dibekali pengetahuan yang berkenaan dengan perencanaan karir, sehingga siswa mempunyai suatu kemampuan dalam memutuskan jenjang apa yang akan diminati setelah lulus sekolah. Metode implementasi bimbingan karir di SMK Muhammadiyah Lumajang terbagi menjadi 2 macam, yaitu metode konseling individu dan metode bimbingan kelompok.

Konseling individu merupakan suatu bentuk pemberian bantuan yang dilakukan secara pribadi (perseorangan). Dalam cara ini pemberian bantuan berlangsung secara tatap muka antara guru bimbingan konseling (konselor) dengan siswa.

Konseling individu merupakan suatu bentuk pemberian bantuan yang dilakukan secara pribadi (perseorangan). Dalam cara ini pemberian bantuan berlangsung secara tatap muka antara guru bimbingan konseling (konselor) dengan siswa. Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan pemberian bantuan arahan berbagai informasi yang diberikan kepada siswa, kegiatan ini dilakukan secara berkelompok atau perkelas. Dalam pelaksanaan metode bimbingan kelompok
terdapat tiga informasi yang diberikan kepada siswa, yaitu sebagai berikut.

Informasi pendidikan

Dalam lembaga pendidikan terdapat banyak siswa yang mengalami kesulitan, baik dalam proses belajar mengajar maupun menentukan pilihan sekolah lanjutan, seperti; penyesuaian diri dengan suasana belajar, jurusan dan fakultas apa yang diminati serta perguruan tinggi mana yang akan dipilih. Pada kasus ini siswa memerlukan pengetahuan dan pemahaman informasi agar dapat membuat suatu pilihan atau keputusan yang tepat. Informasi pendidikan meliputi data dan keterangan yang berisikan syarat-syarat dan peluang atau kesempatan berkaitan dengan berbagai macam instansi pendidikan yang banyak diminati pada saat ini.

Informasi Perguruan Tinggi

Banyak siswa yang masih bingung dalam menentukan sebuah pilihan terkait dalam memilih perguruan tinggi, seperti; adanya siswa yang berkeinginan melanjutkan ke perguruan tinggi dengan mengambil jurusan yang diminati. Akan tetapi, jurusan itu tidak sejalan dengan kejuruan yang ada di SMK tersebut, misalnya siswa sedang berada di jurusan farmasi klinis dan komunitas, namun siswa tersebut ingin masuk perguruan tinggi dengan jurusan fisioterapi. Dalam permasalahan tersebut siswa perlu dibimbing dan diarahkan oleh guru bimbingan konseling agar tidak salah dalam mengambil keputusan dan tindakan. Oleh karena itu, guru bimbingan konseling sangat berperan penting dalam tahap awal menentukan pilihan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Informasi Pekerjaan

Pekerjaan seringkali dicemaskan oleh siswa yang berasal dari pendidikan SMK. Karena banyak tamatan SMK yang bekerja, namun tidak sesuai dengan jurusan yang di tekuni pada masa sekolah. Informasi dalam bidang pekerjaan diberikan pada siswa agar siswa mengetahui, percaya diri, dan mampu menghadapi apapun pekerjaan yang sesuai dengan minat dan keahliannya masing-masing.

Hasil Implementasi Bimbingan Karir

Dalam hal bimbingan karier, tim Bk bekerjasama dengan tim BKK untuk melakukan kegiatan bimbingan karier. Pada kelas X, peserta didik sudah diarahkan untuk memilih Bekerja, Melanjutjkan, ataukah Berwirausaha,

Pada kelas XI, peserta didik kembali dipetakan untuk memilih karier mereka setelah akan lulus nanti. Karena belum tentu pilihan karier mereka di kelas X akan tetep pilihannya pada kelas XI. Hal ini bisa disebabkan karena pada kelas X mereka masih ikut – ikutan teman dalam memilihnya.

Pada kelas XII peserta didik diberikan arahan lagi untuk memilih karier mereka. Bagi yang memilih Bekerja, maka akan diberikan tambahan materi praktik kejuruan mereka untuk menambah ketrampilan mereka agar mereka siap kerja. Bagi yang memilih melanjutkan, maka mereka diberikan tambahan pembelajaran agar mereka siap mengikuti tes ke perguruan tinggi. Bagi yang memilih Berwirausaha maka mereka diberikan bekal pengetahuan mereka untuk berwirausaha, misalnya digital marketing.

Semua ini tidak lepas peran Guru BK bekerjasama denagn Tim BKK sekolah. BKK memberikan informasi terkait lowongan pekerjaan dan perguruan tinggi yang akan mereka pilih. BKK juga membantu alumni yang memilih bekerja untuk menyalurkan mereka pada dunia kerja.

Setiap orang seringkali berusaha, dan meyakini bahwa tidak ada usaha yang menghianati hasil. Manusia selalu menginginkan perjalanannya selama ia hidup berjalan dengan baik. Salah satunya perjalanan karir, setiap orang mempunyai jalan karirnya masing-masing. Karir setiap orang berbeda-beda, ada yang berjalan dengan mulus tanpa adanya hambatan hingga mendapatkannya dengan hasil yang memuaskan, dan ada yang sampai mati-matian berusaha untuk mencapai apa yang diinginkan, namun tidak berhasil untuk didapatkan. Dalam hal ini berhubungan dengan implementasi bimbingan karir, hasil itu akan muncul setelah dilakukannya bimbingan karir.

Dampak merupakan suatu pengaruh atau akibat dari hasil yang telah dilakukan, yang mana bisa membawa pengaruh yang positif maupun negatif. Dalam hal ini berkaitan dengan implementasi bimbingan karir pada siswa. Namun, di dalam implementasi bimbingan karir ini hanya terdapat dampak positif bagi siswa, dan tidak adanya dampak negatif bagi siswa itu sendiri. Dampak bagi siswa akan muncul setelah dilakukannya bimbingan, dan akan lebih terlihat berdampak setelah siswa tersebut lulus sekolah. Bimbingan karir memiliki dampak pada siswa, yakni siswa menjadi
termotivasi, sehingga siswa sangat antusias dalam memberikan argumen, baik secara individu maupun kelompok mengenai perencanaan karirnya.

Program bimbingan karir yang telah dilakukan, pada akhirnya perlu untuk diketahui hasil dari penerapannya tersebut. Secara umum tujuan bimbingan karir di sekolah adalah untuk membantu para siswa memiliki keterampilan dalam mengambil keputusan mengenai karirnya dimasa depan. Bimbingan karir akan terlaksana dengan baik apabila adanya minat dan bakat dari siswa itu sendiri, serta akan memunculkan pemahaman tentang perencanaan karir secara mandiri.

C. KESIMPULAN

1.             Metode bimbingan karir dalam peningkatan kemampuan perencanaan karir siswa di SMK Muhammadiyah Lumajang adalah metode konseling individu dan bimbingan kelompok. Metode konseling individu dilakukan secara perseorangan di ruang BK. Selanjutnya, metode bimbingan kelompok, metode ini biasanya dilaksanakan di dalam ruangan (di kelas ataupun di ruang BK), metode ini membahas mengenai informasi pendidikan, informasi perguruan tinggi, dan informasi pekerjaan.

2.             Hasil implementasi bimbingan karir dalam peningkatan kemampuan perencanaan karir siswa di SMK Muhammadiyah Lumajang cukup membantu siswa dalam peningkatan perencanaan karir siswa, yang mana bisa dilihat dalam menentukan pilihan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi serta pilihan jurusan yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, hingga memahami dalam menentukan perencanaan karirnya secara mandiri.

KEGIATAN BIMBINGA KARIER 



KEGIATAN BKK BEKERJA SAMA DENGAN BK









Jumat, 15 Juli 2022

Model Pembelajaran Pendidikan Vokasi Masa Depan

 

TUGAS PORTOFOLIO KE – 14

NAMA            : NA’ILIR ROKHMAH

NIM                : 2108049031

Model Pembelajaran Pendidikan Vokasi Masa Depan

Pendidikan dan pelatihan teknis dan vokasi (TVET) adalah investasi penting untuk meningkatkanketerampilan yang dibutuhkan untuk angkatan kerja yang baru. Seperti negara berkembang lainnya, Indonesia telah berhasil mengembangkan program wajib belajardua belas tahun, memberi pelatihan kerja melalui pusat-pusat pelatihan kerja, dan mendorong program-program magang. Berbagai upaya ini bertujuan untuk memastikan bahwa generasi angkatan kerjaberikutnya memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja. Namun, sistem TVET Indonesia masih belum memadai kualitasnya, sebagian karena pengajaran dan pembelajaran masih belum efektif dan efisien, dan keterampilan yang diajarkan tidak selalu sesuaidengan kebutuhan industri. Pendanaan juga menjadi pertimbangan penting: Pemerintah masih belum mampu untuk mendanai dan mengelola TVET dengan optimal untuk memenuhi kebutuhan angkatan kerjaIndonesia.

Untuk mengembangkan sistem TVET yang dapat memenuhi tuntutan pasar tenaga kerja masa depan, dua persoalan utama perlu dijawab. Pertama, mengintegrasi sistem TVET nasional untuk meningkatkan keterpaduanantara pemerintah, lembaga pendidikan dan pelatihan, dan industri. Kedua, meningkatkan kualitas dan fleksibilitas pengajaran dan pembelajaran di lembaga TVET dan memastikan bahwa para siswa terlibat aktif dan belajar secara efektif.

Sub-tema ini mendalami:

  • Berbagai pendekatan untuk mengintegrasikan pemerintah, lembaga TVET dan industri dalam mengembangkan dan mengelola sistem TVET yang efektif;
  • Pendekatan untuk meningkatkan keterlibatan industri dalam TVET;
  • Pendekatan pendanaan dan pengelolaan TVET, termasuk dengan partisipasi industri dan organisasi non-pemerintah;
  • Merancang kurikulum TVET yang akan mempersiapkan generasi berikutnya sesuai kebutuhan angkatan kerja masa depan;
  • Strategi pemberian insentif bagi pekerja untuk menjalankan pelatihan;
  • Inovasi dalam perangkat pengajaran dan pembelajaran, termasuk menggunakan teknologi untuk mendukung pengajaran dan pembelajaran yang lebih baik;
  • Strategi untuk meningkatkan pemagangan dan sertifikasi;
  • Sistem TVET yang baik dari negara lain yang dapat diadaptasi kedalamkonteks Indonesia.

Pendidikan Vokasi merupakan pendidikan tinggi yang menunjang pada penguasaan keahlian tertentu, meliputi program pendidikan diploma (diploma 1, diploma 2, diploma 3 dan diploma 4) yang setara program pendidikan akademik. Sedangkan Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. 

Kedua model pendidikan ini memiliki orientasi yang sama, yaitu sistem pendidikan yang mengarahkan dan mempersiapkan peserta didik agar memiliki keahian khusus untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu, seperti bisnis, pabrikasi, pertanian, kerumahtanggaan, otomotif telekomunikasi, listrik, bangunan dan lainnya. 

Definisi di atas mengantarkan pemahaman yang sama antara pendidikan vokasi dan pendidikan kejuruan karena sama-sama mengajarkan materi ketrampilan terapan. Namun pada dasarnya pendidikan vokasi dan pendidikan kejuruan merupakan dua system pendidikan yang berbeda, yaitu pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja di bidang tertentu sedangkan pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang menyiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu. 

Strategi Pembelajaran Pendidikan Vokasi, Teknologi dan Kejuruan

Guna mempersiapkan siswa yang profesional di bidangnya, pendidikan kejuruan dan vokasi mengembangankan sistem pembelajaran ganda (dual system), yaitu pembelajaran di sekolah (in the job training) dan bekerja langsung pada dunia Industri (on the job training), Dual System SMK-DUDI.

Melalui dual system ini, lulusan pendidikan kejuruan diharapkan memiliki lima kompetensi utama sesuai kebutuhan pemangku kepentngan, yaitu;

1.                  Kebutuhan masyarakat (societal needs)

2.                  Kebutuhan dunia kerja (industrial needs)

3.                  Kebutuhan profesional (professional needs)

4.                  Kebutuhan generasi masa depan (vision needs)

5.                  Kebutuhan ilmu pengetahuan (scientific needs)

 

Hal ini sejalan dengan arah pendidikan nasional yang ditujukan untuk menghasilkan sumber daya manusia Indonesia yang memiliki karakter, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Masa Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga Negara yang demokratis, dan bertanggung jawab. 

Untuk menjawab arah pendidikan bangsa tersebut maka pendidikan kejuruan dan vokasi memberikan jawaban yang kompherensif. Melalui in the job training, peserta didik akan memiliki karakter manusia yang berjiwa pancasilais, sedangkan melalui on the job training peserta didik akan menjadi pribadi yang cakap/profesional/memiliki keahlian, kreatif, mandiri dan bertanggungjawab.

Hal ini sangat didukung dengan tiga klasifikasi pada struktur kurikulum pendidikan kejuruan yang memuat tiga kelompok mata pelajaran, yaitu:

1.        Mata pelajaran normatif, yaitu kelompok mata pelajaran yang akan membentuk pribadi peserta didik menjadi pribadi yang berkarakter dan memiliki norma dan nilai, meliputi integritas, religius, nasionalis, mandiri dan gotong royong.

2.        Mata pelajaran adaptif, yaitu kelompok mata pelajaran yang mampu membentuk peserta didik memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial, serta mampu beradaptsi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3.        Mata pelajaran produktif, yaitu kelompok mata pelajaran yang bersifat melayani permintaan dunia kerja. Kelompok mata pelajaran ini akan membekali peserta didik agar memiliki kmpetensi kerja sesuai standar kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI).

 

 

Senin, 11 Juli 2022

Model Pengajaran Pendidikan Vokasi

 

TUGAS PORTOFOLIO KE 13

NAMA     : NA’ILIR ROKHMAH

NIM          : 2108049031

 

Kapita Selekta 1: Model Pengajaran Pendidikan Vokasi

Peningkatan kemampuan dan keterampilan bagi generasi muda calon tenaga kerja merupakan tanggung jawab dunia pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari proses penyiapan SDM yang berkualitas, tangguh dan terampil. Dengan kata lain, melalui pendidikan akan diperoleh calon tenaga kerja yang berkualitas sehingga lebih produktif dan mampu bersaing dengan rekan mereka dari negara lain.

Senada dengan pendapat Tony Wagner di atas, dari berbagai literatur menyebutkan bahwa di abad 21 ini, siswa sebagai produk pendidikan dituntut memiliki kompetensi :

1.      Communication Skills

2.      Critical and Creative Thinking

3.      Information/Digital Literacy

4.      Inquiry/Reasoning Skills

5.      Interpersonal Skills

6.      Multicultural/Multilingual Literacy

7.      Problem Solving

8.      Technological Skills

Tujuan pendidikan pada abad XIX atau abad industri adalah untuk membentuk dan melatih seseorang dalam suatu pola perilaku tertentu, sesuai dengan standar yang ditentukan sebelumnya. Hasil pendidikan merupakan tamatan dengan perilaku sesuai tuntutan proses produksi yang rutin, yaitu mereka yang berperilaku sederhana, statis dan pola perilakunya dapat diduga sebelumnya. Namun demikian dunia kerja yang digambarkan tersebut saat ini hampir tidak ada lagi. Dalam era global, yang pasti adalah ketidakpastian itu. Oleh karenanya tugas pendidikan dan pelatihan adalah untuk menyiapkan manusia yang mampu berpikir, bersikap dan bertindak secara kreatif menghadapi perubahan yang tidak terduga.

Dari uraian di atas jelas bahwa peran pendidikan ke depan adalah untuk menyiapkan SDM era global yang memiliki hard competencies dan soft competencies secara terintegrasi untuk mampu berpikir, bersikap dan berbuat secara kreatif dalam situasi yang tidak dapat diduga sebelumnya. Dalam upaya memenuhi tuntutan tersebut beberapa negara telah melakukan berbagai pendekatan dalam pendidikannya sebagai respon atas perubahan tuntutan akan kualitas tenaga kerja. Sukamto (2001) menyatakan beberapa usaha yang dilakukan untuk merespon perubahan tersebut antara lain:

a.    Dengan pendekatan kompetensi yang pada dasarnya didorong keinginan mendekatkan dunia pendidikan dengan kebutuhan users, termasuk dunia kerja. Pendekatan inilah yang dipakai sekarang di Indonesia.

b.    Pembelajaran ke arah kontekstual, work based learning, pelatihan siap pakai dan konsep link and match. Asumsinya adalah dengan lebih dulu mengidentifikasi perangkat kompetensi lulusan atau konteks aplikasi pengetahuan, atau kebutuhan dunia bisnis dan industri, isi dan poses pendidikan di sekolah atau tempat pelatihan lebih berpeluang untuk mencapai tujuan yang dirumuskan.

c.     Gerakan ke arah sebaliknya dengan mendesain komponen kurikulum yang membekali kemampuan dasar yang diperluas (broad-based curriculum), menambah komponen kurikulum adaptif yang diharapkan dapat meningkatkan fleksibilitas lulusan, atau bahkan di beberapa negara ada trend ke arah kurikulum yang terintegrasi dan mengarah kepada penyatuan kembali jalur akademik dan vokasional.

d.    Di Australia perubahan karakteristik dunia kerja telah mendorong pemerintahnya untuk menempatkan kebijakan di bidang pendidikan dan pelatihan dalam bingkai pendidikan sepanjang hayat. Konsep pendidikan sepanjang hayat yaitu dengan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan segala umur sesuai dengan tingkat pertumbuhan, bahkan untuk kebutuhan pengembangan karir mereka yang sudah bekerja. Asumsinya adalah bahwa membekali anak didik untuk dapat memasuki dunia kerja memang penting, tetapi belum cukup untuk menjamin mereka bertahan dan berkembang mengikuti dinamika dunia kerja. Pembekalan calon tenaga kerja harus diperluas sampai mereka memiliki pengetahuan, kemampuan dan motivasi untuk menjadi pembelajar yang efektif sepanjang hidup mereka.

e.    Di Jepang, salah satu bentuk pendidikan yang mempersiapkan anak didik untuk memasuki lapangan kerja abad ini adalah dalam format comprehensive courses yang menyajikan pendidikan umum dan kejuruan secara terpadu dalam berbagai mata  pelajaran pilihan sesuai dengan minat, kemampuan, bakat dan rencana karir masa depannya.

Model Pengajaran Pendidikan Vokasi dibagi menjadi 4

  1. Pembelajaran Berbasis Interaksi Sosial

MANUSIA merupakan makhluk yang diciptakan untuk bisa memberi manfaat bagi manusia yang lain, sebab secara humanis manusia adalah makhluk sosial. Sejak manusia dilahirkan dan menatap dunia, secara otomatis manusia mempunyai dua kebutuhan primer, yaitu hasrat untuk bisa menyatu dan berkecimpung dengan manusia lain dalam beberapa kegiatan dilingkungan masyarakat, dan kebutuhan untuk menunggal dengan lingkungan alam sekitarnya.

Berbicara mengenai proses belajar dan pembelajaran tentu tidak akan pernah ada habisnya. Bagaimana pun proses belajar akan terjadi secara kontinu dari masa ke masa. Proses belajar mengajar yang tidak bisa dianggap gampang nyatanya memerlukan komponen-komponen yang saling terkait di dalamnya. seperti interaksi antara guru dan murid, sarana prasarana, administrasi, dan yang tidak kalah penting adalah model pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan guru sangat berpengaruh dalam menciptakan situasi belajar yang benar-benar menyenangkan dan mendukung kelancaran proses belajar mengajar, serta sangat membantu dalam pencapaian prestasi belajar yang memuaskan.

Pembelajaran berbasis interaksi sosial adalah suatu model pembelajaran yang menekankan pada terbentuknya hubungan antara peserta didik dengan orang lain. Peran utama pendidikan adalah untuk menyiagakan warga negara yang dapat mengembangkan perilaku demokratis yang terpadu, baik dalam tataran pribadi maupun sosial sehingga mampu meningkatkan taraf kehidupan yang berbasis demokratis sosial yang produktif.

  1. Pembelajaran Berbasis Pemrosesan Informasi

Model-model pembelajaran pengolahan informasi pada dasarnya menitikberatkan pada cara-cara memperkuat dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasi data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta mengembangkan dan mengeksplorasui bahasa untuk mengungkapkan.
Beberapa model dalam kelompok ini meberikan kepada siswa sejumlah konsep, sebagian lagi menitikberatkan pada pembentukan konsep dan pengetesan anailisis, dan sebagaian lainnya memusatkan perhatian pada pengembangan kemampuan kreatif. Kemudian menurut Syaiful sagala (2012,74) informasi yang diberikan dalam bentuk energy fisik tertentu (sinar untuk bahan tertulis, bunyi untuk bahan ucapan, tekanan untuk sentuhan, dll) diterima oleh reseptor yang peka terhadap tanda dalam bentuk-bentuk tertentu. Pada model ini, mengutamakan bagaimana membantu siswa agar mampu berpikir produktif, memecahkan masalah dengan kemampuan intelektual yang telah dimiliki oleh peserta didik.
Menurut Robert M gagne dalam Rusman (2014: 139-140) dalam proses pembelajaran model pemrosesan informasi terdiri dari delapan fase, yakni sebagai berikut.

1.        Motivasi, fase awal memulai pembelajaran dengan adanya dorongan untuk melakukan suatu tindakan dalam mencapai tujuan tertentu (motivasi instrinsik dan ekstrinsik);

2.        Pemahaman, fase ini individu menerima dan memahami informasi yang diperoleh dari pembelajaran. Pemahaman didapat melalui perhatian;

3.        Pemerolehan, individu memberikan makna/mempersepsikan segala informasi yang pada dirinya sehingga terjadi proses penyimpanan dalam memori peserta didik;

4.        Penahanan, menahan informasi yang sampai pada dirinya sehingga terjadi proses penyimpanan dalam memori siswa;

5.        Ingatan kembali, mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan, bila ada rangsangan;

6.        Generalisasi, menggunakan hasil pembelajaran untuk keperluan tertentu;

7.        Perlakuan, perwujudan perubahan perilaku individu sebagai hasil pembelajaran;

8.        Umpan balik, individu memperoleh feedback dari perilaku yang telah dilakukannya.

Menurut Rusman (2014:140) pembelajaran pemrosesan informasi ada Sembilan langkah yang harus diperhatikan oleh seorang pendidikan, yakni sebagai berikut :

1.         Melakukan tindakan untuk menarik perhatian siswa;

2.         Memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran dan topic yang akan dibahas;

3.         Merangsang siswa untuk memulai aktivitas pembelajaran;

4.         Menyampaikan isi pembelajaran sesuai dengan topic yang telah direncanakan;

5.        Memberikan bimbingan bagi aktivitas siswa dalam pembelajaran;

6.        Memberikan penguatan pada perilaku pembelajaran;

7.        Memberikan feedback terhadap perilaku yang ditunjukkan siswa;

8.        Melaksanakan penilaian proses dan hasil;

9.         Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab berdasarkan pengalamannya.

3.        Pembelajaran Berbasis Aktivitas Personal

Pembelajaran Berbasis Aktivitas Personal – Saat ini, di abad 21, banyak sekali inovasi dan revolusi yang sudah diciptakan oleh manusia. Tentunya semua itu untuk mempermudah proses perkembangan pengetahuan itu sendiri. Pembelajaran pun kini tidak hanya dilakukan secara formal di sekolah atau instansi tertentu. Namun, juga dapat dilakukan secara informal melalui banyak media.

Learning and Development berawal dari Revolusi Industri di abad ke-19. Beberapa pemilik industri pada masa itu mulai mempertimbangkan untuk mengembangkan keterampilan para buruhnya, karena adanya ketimpangan dalam kemampuan bekerja. Pengadaan pelatihan atau training di tempat kerja pun menjadi tren tersendiri pada masa itu. Hal tersebut berlanjut hingga masa kini, di mana perkembangan dari Learning and Development sendiri pun sudah mengalami perubahan secara drastis seiring dengan perkembangan peradaban manusia. Hal itu sejalan pula dengan perkembangan teknologi dunia.

Kita pun mulai menyadari pentingnya pendekatan “Pembelajaran Berbasis Aktivitas Personal” atau yang biasa kita kenal juga sebagai Pembelajaran Berbasis Pengalaman atau Experiential Learning

Seperti namanya, pembelajaran berbasis aktivitas (Experiential Learning) melibatkan cara belajar yang berpusat pada “mengalami”. Berbasis aktivitas, hal ini bisa dipandang sebagai suatu pendekatan yang menekankan pada kegiatan para peserta belajar/pelatihan secara optimal. Dengan tujuan memperoleh hasil pembelajaran antara perpaduan aspek afektif, kognitif, dan psikomotor sekaligus.

Pembelajaran dengan orientasi aktivitas menekankan keterlibatan peserta secara optimal, artinya dengan pembelajaran tersebut dapat diperoleh keseimbangan antara aktivitas fisik, emosional, mental dan intelektual. Pendekatan pembelajaran eksperiental, menurut David Kolb, EL dapat didefinisikan sebagai proses di mana pengetahuan diperoleh melalui transformasi berdasarkan pengalaman. Dengan demikian, pendekatan ini mengharuskan peserta belajar untuk memiliki peran aktif saat proses belajar. Mereka harus terjun untuk mengalami apa yang hendak dipelajari. Selanjutnya, diikuti oleh sebuah analisa atau refleksi, sebagai metode untuk meresapi dan memahami apa yang sudah dilakukan atau dipelajari selama terjadinya proses pembelajaran.

Teori ini pun dipertegas oleh John Dewey (1859-1952) yang menyatakan bahwa kita tidak belajar dari pengalaman, melainkan kita belajar dari refleksi kita terhadap pengalaman tersebut. Pembelajaran eksperiental dapat diterapkan dalam bentuk permainan, simulasi, atau pemecahan suatu masalah.

4.    Pembelajaran Berbasis Sistem Perilaku

Model sistem perilaku dalam pembelajaran (behavioral Model of Teaching) dibangun atas dasar kerangka teori perubahan perilaku, melalui teori ini siswa dibimbing untuk dapat memecahkan masalah belajaar melalui penguraian perilaku kedalam jumlah yang kecil dan berurutan.

Dari beragam pernyataan-pernyatan mengenai model pembelajaran diatas menunjukan bahwa berbagai banyak cara untuk menerapkan pembelajaran efektif dan efisien. Dengan semikian, melalui pendekatan-pendekatan tersebut diharapkan guru dapat memilih pendekatan mana yang sesuai dengan kebutuhan siswa dalam kondisi yang ada saat ini. Intinya para guru harus bisa menyesuaikan dengan situasi didalam kelas dan suasana hati siswa dalam proses pembelajaran. Jika hal tersebut dapat dilakukan oleh guru secara tepat dan kontinyu, proses pembelajaran di kelas akan dirasakan menyenangkasn baik oleh guru maupun murid.

 

5.      Model-model pembelajaran telah banyak

6.             diterapkan oleh guru sebagai sarana untuk modal

7.      sosial untuk mengarungi kehidupannya kelak.

8.      Hal ini didasari bahwa, peserta didik sebagai

9.      manusia memiliki dua dimensi kehidupan yaitu

10. individual dan sosial. Dua dimensi ini akan

11.                mempengaruhi roda kehidupannya sebagai

12.            manusia. Para pakar psikologi pendidikan

13.            percaya bahwa lingkungan menjadi faktor

14.         penting bagaiamana memahami individu

15.  sebagai makhluk sosial. Kenyataannya, sistem

16.  pendidikan merupakan bagian dari masyarakat

17.            dan berhubungan dengan apa yang haru

18.  Model-model pembelajaran telah banyak

19.      diterapkan oleh guru sebagai sarana untuk modal

20.  sosial untuk mengarungi kehidupannya kelak.

21.  Hal ini didasari bahwa, peserta didik sebagai

22.  manusia memiliki dua dimensi kehidupan yaitu

23. individual dan sosial. Dua dimensi ini akan

24.                mempengaruhi roda kehidupannya sebagai

25.            manusia. Para pakar psikologi pendidikan

26.            percaya bahwa lingkungan menjadi faktor

27.         penting bagaiamana memahami individu

28.  sebagai makhluk sosial. Kenyataannya, sistem

29.  pendidikan merupakan bagian dari masyarakat

30.            dan berhubungan dengan apa yang haru

31.  Model-model pembelajaran telah banyak

32.      diterapkan oleh guru sebagai sarana untuk modal

33.  sosial untuk mengarungi kehidupannya kelak.

34.  Hal ini didasari bahwa, peserta didik sebagai

35.  manusia memiliki dua dimensi kehidupan yaitu

36. individual dan sosial. Dua dimensi ini akan

37.                mempengaruhi roda kehidupannya sebagai

38.            manusia. Para pakar psikologi pendidikan

39.            percaya bahwa lingkungan menjadi faktor

40.         penting bagaiamana memahami individu

41.  sebagai makhluk sosial. Kenyataannya, sistem

42.  pendidikan merupakan bagian dari masyarakat

43.            dan berhubungan dengan apa yang haru

Prodmat 1
Prodmat 2
Prodmat 3
Prodmat 4
Prodmat 5

Video's