TUGAS PORTOFOLIO KE – 6
NA’ILIR
ROKHMAH/ 2108049031
MODEL PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL ASSURE
A.
PENGERTIAN
Model ASSURE dirancang untuk membantu guru
merencanakan pelajaran yang secara efektif mengintegrasikan penggunaan
teknologi dan media di kelas. Menganalisis siswa (Analyze learners), menyatakan
tujuan (State standards and objectives), memilih strategi, teknologi, media dan
materi pembelajaran (Select strategies, technology, media, and materials),
memanfaatkan materi (Utilize technology, media, and materials), membutuhkan
partisipasi siswa (Require learner participation), revisi dan evaluasi
(Evaluate and revise) adalah bagian dari teknik desain pembelajaran yang
disebut “ASSURE”. Model ini bermanfaat karena orientasinya pada penggunaan
media dan teknologi dalam menciptakan proses dan kegiatan pembelajaran
(Russell, 2014).
Dari pendapat di atas dapat saya simpulkan bahwa Pembelajaran Model
ASSURE adalah sebuah model pembelajaran yang bertujuan untuk melakukan kegiatan
pembelajaran yang berorientasi di kelas yang menekankan pemanfaatan
teknologi dan media dengan baik agar siswa belajar secara aktif. Adapun
pembelajaran dengan model ASSURE mengacu kepada langakah – Langkah: Analyze learners, State objectives, Select methods, Media and materials, Utilize media and materials, Require learner participation, Evaluate and revise.
B.
TAHAPAN TAHAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURE MENURUT SMALDINO
1.
Analyze
Learners (Analisis Pembelajar)
Langkah pertama dalam merencanakan pelajaran adalah mengidentifikasi dan
menganalisis karakteristik siswa yang terbukti terkait dengan hasil belajar.
Informasi ini akan memandu pengambilan keputusan Anda selama desain pelajaran
Anda.
Area utama yang perlu dipertimbangkan selama analisis pelajar meliputi:
(1)
General Characteristics (karakteristik umum pelajar): Karakteristik umum siswa dapat ditemukan melalui variable yang konstan,
seperti, jenis kelamin, umur, tingkat perkembangan, budaya dan faktor sosial
ekonomi serta etnik. Semua variabel konstan tersebut, menjadi patokan dalam
merumuskan strategi dan media yang tepat dalam menyampaikan bahan pelajaran.
Menurut pendapat saya, Langkah ini adalah Langkah awal
yang harus dilakukan misalnya dengan melakukan penilaian diagnostic non kog
nitif kepada siswa. Dengan melakukan kegiatan diagnostic non kognitif awal
sebelum pembelajaran dimulai maka dari sinilah guru bisa mengetahui
karakteristik siswa.
(2)
Specific Entry Competencies ( Mendiagnosis kemampuan awal
pembelajar). Penelitian yang terbaru menunjukkan bahwa pengetahuan awal
siswa merupakan sebuah subyek patokan yang berpengaruh dalam bagaimana dan apa
yang dapat mereka pelajari lebih banyak sesuai dengan perkembangan psikologi
siswa (Smaldino dari Dick,carey& carey,2001). Hal ini akan memudahkan
dalam merancang suatu pembelajaran agar penyamapain materi pelajaran dapat
diserap dengan optimal oleh peserta didik sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya.
Menurut pendapat saya, hal ini bisa dilakukan dengan
cara memberikan pre test kepada siswa sebelum pemberian materi diberikan,
sehingga guru mengetahui sejauh mana siswa memahami materi.
(3)
Learning Style (Gaya Belajar). Gaya belajar yang dimiliki setiap
pembelajar berbeda-beda dan mengantarkan peserta didik dalam pemaknaan
pengetahuan termasuk di dalamnya interaksi dengan dan merespon dengan emosi
ketertarikan terhadap pembelajaran. Terdapat tiga macam gaya belajar yang
dimiliki peserta didik, yaitu: 1. Gaya belajar visual (melihat) yaitu dengan
lebih banyak melihat seperti membaca 2. Gaya belajar audio (mendengarkan),
yaitu belajar akan lebih bermakna oleh peserta didik jika pelajarannya tersebut
didengarkan dengan serius, 3. Gaya belajar kinestetik (melakukan), yaitu
pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik jika dia sudah
mempraktekkan sendiri.
Menurut pendapat saya, setiap anak memiliki model gaya
belajar yang berbed – beda. Setiap anak memiliki kemampuan berbeda – beda tentang
bagaiman cara dia menyerap pembelajarannya.
2. States Standars and Objectives (Menentukan Standard Dan Tujuan)
Tahap selanjutnya dalam ASSURE model adalah merumuskan tujuan dan
standar. Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat memperoleh suatu
kemampuan dan kompetensi tertentu dari pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan
dan standar pembelajaran perlu memperhatikan dasar dari strategi, media dan
pemilihan media yang tepat.
a) Pentingnya Merumuskan Tujuan dan Standar dalam Pembelajaran
Dasar dalam penilaian pembelajaran ini menujukkan pengetahuan dan
kompetensi seperti apa yang nantinya akan dikuasai oleh peserta didik. Selain
itu juga menjadi dasar dalam pembelajaran siswa yang lebih bermakna. Sehingga
sebelumnya peserta didik dapat mempersiapkan diri dalam partisipasi dan
keaktifannya dalam pembelajaran.
Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu
program pembelajaran seperti yang dijelaskan oleh Wina Sanjaya (2008 : 122-123)
berikut ini :
·
Rumusan tujuan yang jelas dapat
digunakan untuk mengevaluasi efektifitas keberhasilan proses pembelajaran.
·
Tujuan pembelajaran dapat
digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa
·
Tujuan pembelajaran dapat
membantu dalam mendesain sistem pembelajaran
·
Tujuan pembelajaran dapat
digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.
b) Tujuan Pembelajaran yang Berbasis ABCD
Menurut Smaldino,dkk.,setiap rumusan tujuan pembelajaran ini haruslah
lengkap. Kejelasan dan kelengkapan ini sangat membantu dalam menentukan model
belajar, pemanfaatan media dan sumber belajar berikut asesmen dalam KBM.
Rumusan baku ABCD tadi dijabarkan sebagai berikut:
·
A = audience. Pembelajar
atau peserta didik dengan segala karakterisktiknya. Siapa pun peserta didik,
apa pun latar belakangnya, jenjang belajarnya, serta kemampuan prasyaratnya
sebaiknya jelas dan rinci.
·
B = behavior. Perilaku
belajar yang dikembangkan dalam pembelajaran. Perlaku belajar mewakili
kompetensi, tercermin dalam penggunaan kata kerja. Kata kerja yang digunakan
biasanya kata kerja yang terukur dan dapat diamati.
·
C = conditions. Situasi
kondisi atau lingkungan yang memungkinkan bagi pembelajar dapat belajar dengan
baik. Penggunaan media dan metode serta sumber belajar menjadi bagian dari
kondisi belajar ini. Kondisi ini sebenarnya menunjuk pada istilah strategi
pembelajaran tertentu yang diterapkan selama proses belajar mengajar
berlangsung.
·
D = degree. Persyaratan
khusus atau kriteria yang dirumuskan baku sebagai bukti bahwa pencapaian tujuan
pembelajaran dan proses belajar berhasil. Kriteria ini dapat dinyatakan dalam
persentase benar (%), menggunakan kata-kata seperti tepat/benar, waktu yang
harus dipenuhi, kelengkapan persyaratan yang dianggap dapat mengukur pencapaian
kompetensi.
c) Tujuan Pembelajaran dan Perbedaan Individu
Berkaitan dengan kemampuan
individu dalam menuntaskan atau memahami sebuah materi yang diberikan. Individu
yang tidak memiliki kesulitan belajar dengan yang memiliki kesulitan belajar
pasti memiliki waktu ketuntasan terhadap materi yang berbeda. Untuk mengatasi
hal tersebut, maka timbullah mastery learning (kecepatan dalam menuntaskan
materi tergantung dengan kemampuan yang dimiliki tiap individu.
3. SELECT STRATEGIES, TECHNOLOGY,
MEDIA, AND MATERIALS (Memilih, Strategi, Teknologi, Media dan Bahan ajar)
Langkah selanjutnya dalam
membuat pembelajaran yang efektif adalah mendukung pemblajaran dengan
menggunakan teknologi dan media dalam sistematika pemilihan strategi, teknologi
dan media dan bahan ajar.
a). Memilih Strategi
Pembelajaran
Pemilihan strategi pembelajaran
disesuaikan dengan standar dan tujuan pembelajaran. Selain itu juga
memperhatikan gaya belajar dan motivasi siswa yang nantinya dapat mendukung
pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat mengandung ARCS model (Smaldino dari
Keller,1987). ARCS model dapat membantu strategi mana yang dapat membangun
Attention (perhatian) siswa, pembelajaran berhubungan yang Relevant
dengan keutuhan dan tujuan, Convident , desain pembelajaran dapat membantu
pemaknaan pengetahuan oleh siswa dan Satisfaction dari usaha belajar siswa.
Strategi pembelajaran dapat
terlebih dahulu menentukan metode yang tepat. Beberapa metode yang dianjurkan
untuk digunakan ialah (Dewi Salma Prawiradilaga, 2007):
· Belajar
Berbasis Masalah (problem-based learning). Metode belajar berbasis masalah
melatih ketajaman pola pikir metakognitif, yakni kemampuan stratregis dalam
memecahkan masalah.
· Belajar
Proyek (project-based learning). Belajar proyek adalah metode yang melatih
kemampuan pebelajar untuk melaksanakan suatu kegiatan di lapangan. Proyek yang
dikembangkan dapat pekerjaan atau kegiatan sebenarnya atau berupa simulasi
kegiatan.
·
Belajar
Kolaboratif. Metode belajar kolaboratif ditekankan agar pebelajar mampu
berlatih menjadi pimpinan dan membina koordinasi antar teman sekelasnya.
b) Memilih Teknologi dan Media
yang sesuai dengan Bahan Ajar
Kata Media berasal dari bahasa
latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah dapat
diartikan sebagai perantara atau pengantar. Menurut Lesle J.Brigges dalam
Sanjaya (2008 : 204) menyatakan bahwa media adalah alat untuk perangsang bagi
peserta didik dalam proses pembelajaran. Selanjutnya Rossi dan Breidle dalam
Sanjaya (2008 : 204) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat
dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi,
buku, koran, majalah dan sebagainya. Sedangkan menurut Gerlach, media bukan
hanya berupa alat atau bahan saja, tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa
dapat memperoleh pengetahuan. Media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau
kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Bentuk media adalah bentuk
fisik dimana sebuah pesan digabungkan dan ditampilkan. Bentuk media meliputi,
sebagai contoh, diagram (gambar diam dan teks) slide ( gambar diam lewat
proyektor) video (gambar bergerak dalam TV), dan multimedia komputer (grafik,
teks, dan barang bergerak dalam TV) Setiap media itu mempunyai kekuatan dan
batasan dalam bentuk tipe dari pesan yang bisa direkam dan ditampilkan. Memilih
sebuah bentuk media bisa menjadi sebuah tugas yang kompleks-merujuk kepada
cakupan yang luas dari media yang tersedia, keanekaragaman siswa dan banyak
tujuan yang akan dicapai.
Memilih format media dan sumber
belajar yang disesuaikan dengan pokok bahasan atau topik. Peran media
pembelajaran menurut Smaldino:
· Memilih , Mengubah, dan Merancang
Materi
· Memilih Materi yang tersedia
· Melibatkan Spesialis
Teknologi/Media
· Menyurvei Panduan Referensi
Sumber dan Media
· Mengubah Materi yang ada
· Merancang Materi Baru
4. UTILIZE TECHNOLOGY, MEDIA AND
MATERIALS (Menggunakan Teknologi, Media dan Bahan Ajar)
Sebelum memanfaatkan media dan
bahan yang ada, sebaiknya mengikuti langkah-langkah seperti dibawah
ini,yaitu:
· Preview materi. Pendidik
harus melihat dulu materi sebelum menyampaikannya dalam kelas dan selama proses
pembelajaran pendidik harus menentukan materi yang tepat untuk audiences dan
memperhatikan tujuannya.
· Siapkan bahan. Pendidik
harus mengumpulkan semua materi dan media yang dibutuhkan pendidik dan peserta
didik. Pendidik harus menentukan urutan materi dan penggunaan media. Pendidik
harus menggunakan media terlebih dahulu untuk memastikan keadaan media.
· Siapkan
lingkungan. Pendidik harus mengatur fasilitas yang digunakan peserta didik
dengan tepat dari materi dan media sesuai dengan lingkungan sekitar.
· Peserta
didik. Memberitahukan peserta didik tentang tujuan pembelajaran. Pendidik
menjelaskan bagaimana cara agar peserta didik dapat memperoleh informasi dan
cara mengevaluasi materinya.
· Memberikan pengalaman
belajar. Mengajar dan belajar harus menjadi pengalaman. Sebagai guru kita
dapat memberikan pengalaman belajar seperti : presentasi di depan kelas dengan
projector, demonstrasi, latihan, atau tutorial materi.
5. REQUIRE LEARNER PARCIPATION
(Mengembangkan Partisipasi Peserta Didik)
Tujuan utama dari pembelajaran
adalah adanya partisipasi siswa terhadap materi dan media yang kita
tampilkan. Seorang guru pada era teknologi sekarang dituntut untuk
memiliki pengalaman dan praktik menerapkan, menganalisis, men-sintesis, dan
mengevaluasi ketimbang sekedar memahami dan member informasi kepada siswa. Ini
sejalan dengan gagasan konstruktivis bahwa belajar merupakan proses mental
aktif yang dibangun berdasarkan pengalaman yang autentik, dimana para siswa
akan menerima umpan balik informative untuk mencapai tujuan mereka dalam
belajar.
6. EVALUATE AND REVISE
(Mengevaluasi dan Merevisi)
Penilaian dan perbaikan adalah
aspek yang sangat mendasar untuk mengembangkan kualitas pembelajaran. Penilaian
dan perbaikan dapat berdasarkan:
· Penilaian Hasil Belajar Siswa,
· Penilaian Hasil Belajar Siswa
yang Otentik,
· Penilaian Hasil Belajar
Portofolio
· Penilaian Hasil Belajar yang
Tradisional / Elektronik.
· Menilai dan Memperbaiki
Strategi, teknologi dan Media
Revisi Strategi, Teknologi, dan
Media.
Ada beberapa fungsi dari
evaluasi antara lain :
· Evaluasi merupakan alat yang
penting sebagai umpan balik bagi siswa.
· Evaluasi merupakan alat yang
penting untuk mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan
yang telah ditentukan.
· Evaluasi dapat memberikan
informasi untuk mengembangkan program kurikulum.
· Informasi dari hasil evaluasi
dapat digunakan siswa secara individual dalam mengambil keputusan.
· Evaluasi berguna untuk para
pengembang kurikulum khususnya dalam menentukan tujuan khusus yang ingin
dicapai
· Evaluasi berfungsi sebagai
umpan balik untuk orang tua,guru,pengembang kurikulum,pengambil kebijakan .
0 $type={blogger}:
Posting Komentar