About

Sabtu, 21 Mei 2022

METODOLOGI PEMBELAJARAN KEJURUAN

 TUGAS PORTOFOLIO KE – 7

NA’ILIR ROKHMAH / 2108049031

Hakekat Pembelajaran Berbasis Kompetensi atau PBK dan Pembelajaran Saintifik

Berdasarkan beberapa pendapat tentang arti belajar, ciri utama belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri peserta didik yang belajar. Terjadinya perubahan tingkah laku tersebut menurut Slemeto (2003: 5) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a.    Perubahan terjadi secara sadar, seseorang yang belajar akan menyadari dan merasakan terjadinya perubahan pada dirinya sendiri.

b.  Perubahan yang terjadi dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, sebagai hasil belajar perubahan yang terjadi berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Perubahan yang terjadi menyebabkan perubahan berikutnya dan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.

c.     Perubahan bersifat positif dan aktif, dalam peristiwa belajar perubahan yang terjadi selalu bertambah dan menuju kearah yang lebih baik dari sebelumnya. Makin banyak usaha belajar yang dilakukan maka makin banyak perubahan yang diperoleh. Perubahan bersifat aktif berarti bahwa perubahan yang terjadi tidak dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri.

d.   Perubahan bersifat permanen, perubahan yang terjadi karena belajar bersifat menetap atau permanen. Misalnya, keterampilan peserta didik dalam bersepeda motor setelah belajar keterampilan tidak akan hilang begitu saja melainkan akan terus dimiliki bahkan akan makin berkembang kalau terus dipergunakan atau dilatih.

e.     Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Perubahan tingkah laku dalam belajar mensyaratkan adanya tujuan yang akan dicapai oleh peserta didik dan terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya, peserta didik belajar komputer, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar komputer. Dengan demikian, kegiatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah kepada tingkah laku yang ditetapkan.

f.      Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Perubahan yang diperoleh peserta didik melalui proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika peserta didik belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan

Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang berorientasi pada pencapaian kompetensi. Proses pembelajaran berbasis kompetensi menggunakan asumsi bahwa peserta didik yang akan belajar telah memiliki kompetensi awal yang dibutuhkan untuk menguasai kompetensi tertentu. Karena itu, dalam penerapan pembelajaran berbasis kompetensi diperlukan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1.    Pembelajaran berpusat pada peserta didik (student-centered), artinya orientasi pembelajaran mengutamakan kebutuhan peserta didik. Peserta didik ditempatkan sebagai subyek pembelajaran dan dilayani sesuai dengan kecepatan belajarnya.

2.    Pembelajaran dilakukan secara terpadu (integrated learning), maksudnya melibatkan berbagai disiplin ilmu.

3.    Pembelajaran individual (individual learning), artinya peserta didik diberi peluang untuk melakukan pembelajaran secara individual.

4.    Pembelajaran tuntas (mastery learning), maksudnya pembelajaran mengacu pada ketuntasan belajar kompetnsi tertentu.

5.    Pemecahan masalah (problem solving), artinya proses dan hasil pembelajaran mengacu pada aktivitas pemecahan masalah riil yang ada di masyarakat.

6.    Experience-based learning, yakni pembelajaran dilaksanakan melalui pemilihan pengalaman belajar tertentu dalam mencapai kompetensi tertentu.

Penerapan prinsip pembelajaran berbasis kompetensi diharapkan bermanfaat untuk:

1.    Menghindari duplikasi pengalaman pembelajaran,

2.    Mengupayakan konsistensi kompetensi yang ingin dicapai,

3.    Meningkatkan mutu pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, kecepatan, dan kesempatan peserta didik,

4.    Meningkatkan mutu sistem penilaian dan pelaporan hasil belajar,

5.    Memperjelas komunikasi dengan peserta didik terkait dengan tugas, kegiatan, atau pengalaman belajar yang harus dilakukan dan cara yang digunakan untuk menentukan keberhasilan belajar,

6.    Meningkatkan akuntabilitas publik,

7.    Memperbaiki sistem sertifikasi,

8.    Mendekatkan lembaga pendidikan dengan dunia kerja.

Jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, pembelajaran berbasis kompetensi mempunyai karakteristik dasar yang berbeda. Perbedaan karakteristik tersebut menurut W.E. Blank (1982: 6) dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut.

 

Tabel5. Karakteristik Dasar Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran Berbasis Proyek  dan Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang didasarkan pada penyelesaian proyek bagi peserta didik. Pembelajaran berbasis proyek merupakan kategori strategi pembelajaran tidak langsung (indirect instruction).

a.    Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek

1)        Pembelajaran berpusat pada peserta didik yang melibatkan tugas-tugas pada kehidupan nyata untuk memperkaya pembelajaran. 2) Tugas proyek menekankan pada kegiatan penelitian berdasarkan suatu tema atau topik yang telah ditentukan dalam pembelajaran. 3) Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara otentik dan menghasilkan produk nyata yang telah dianalisis dan dikembangkan berdasarkan tema/topik yang disusun dalam bentuk produk (laporan atau hasil karya). Produk, laporan atau hasil karya tersebut selanjutnya dikomunikasikan untuk mendapat tanggapan dan umpan balik untuk perbaikan proyek berikutnya

b.   Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek

Selain pendapat tersebut, Borich (2007:359) menjelaskan bahwa proyek yang baik memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut. 1) Berdurasi cukup lama 2) Menghubungkan beberapa disiplin ilmu (seperti melibatkan matematika, membaca, dan keterampilan menulis). 3) Berfokus pada proses dan hasil. 4) Melibatkan guru sebagai pelatih dan berkolabrasi pada kelompok

c.    Manfaat Pembelajaran Berbasis Proyek

1) Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran. 2) Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah. 3) Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah yang kompleks dengan hasil produk nyata berupa barang atau jasa. 4) Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber/bahan/alat untuk menyelesaikan tugas. 5) Meningkatkan kolaborasi peserta didik khusunya pada pembelajaran yang bersifat kelompok.

d.   Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek



Pembelajaran berbasis masalah adalah strategi pembelajaran yang ―menggerakkan peserta didik belajar secara aktif memecahkan masalah yang kompleks dalam situasi realistik.

a.         Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah:

1) Aktivitas didasarkan pada pertanyaan umum

2) Belajar berpusat pada peserta didik,

3) Peserta didik bekerja kolaboratif

4) Belajar digerakkan oleh konteks masalah

5) Belajar interdisipliner




 
Beberapa keuntungan dari pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut: (Johnson & Johnson, 1989:23-33, Davydov, 1995:12-21): 1) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. 2) Meningkatkan kecakapan kolaboratif. 3) Meningkatkan keterampilan mengelola sumber.

a.      Tahap-tahap Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)



Pembelajaran Berbasis Kerja (Work Based Learning)

Beberapa definisi menjelaskan bahwa workbased learning sebagai semua bentuk pembelajaran melalui tempat kerja, apakah berwujud pengalaman kerja (work experience) atau kerja dalam bimbingan (work shadowing) dalam waktu tertentu.

Menurut Raelin (2008:2) terdapat tiga elemen penting dalam pembelajaran berbasis kerja, yaitu: (1) dilihat dari belajar, sebagai hasil yang diperoleh dari teori dan tugas-tugas praktek yang dikerjakan, (2) dilihat dari penciptaan dan pemanfaatan pengetahuan, sebagai suatu kegiatan yang menyatu, dimana kegiatan belajar tersebut menjadi pekerjaan setiap orang, (3) dilihat dari peserta didik, yang menunjukkan ketangkasan dalam belajar, yang membebaskan mereka bertanya dan berasumsi selama kegiatan praktek.

a.    Manfaat Pembelajaran Berbasis Kerja (WorkBased Learning)

Manfaat bagi peserta didik a) Meningkatkan motivasi b) Mengembangkan tanggungjawab dan kematangan dengan penguatan sumberdaya manusia, keterampilan menyelesaikan masalah, kepercayaan diri, dan disiplin diri. c) Memberikan kesempatan untuk mengembangkan pilihan okupasi dalam pembuatan pendidikan dan pelatihan jangka panjang atau investasi masa depan. d) Menawarkan perencanaan organisasi pelatihan dalam pekerjaan dalam kondisi bisnis aktual. e) Mengembangkan keterampilan human relation melalui interaksi personal dalam setting pekerjaan. f) Menyediakan keterampilan profesional untuk membantu pembelajar membuat transisi dari sekolah ke bekerja. g) Meningkatkan kepedulian tanggungjawab sosial dan kemasyarakatan. h) Meningkatkan kemungkinan mendapatkan pekerjaan dan keahlian. i) Menambah sumber finansial. j) Mengurangi peluang risiko peserta didik tinggal kelas. k) Memberikan pendidikan teknis yang lebih dibanding yang diberikan sekolah. l) Membuat instruksi akademik lebih relevan dan aplikatif dalam pekerjaan. 2) Manfaat bagi dunia industri/ DUDI a) Memperoleh calon pekerja yang lebih baik. b) Mengurangi biaya pelatihan. c) Memiliki fungsi skrening/seleksi pekerja bersama sekolah. d) Memberikan kesempatan untuk menilai pekerja sebelum diputuskan untuk dipekerjakan sebagai tenaga kerja penuh. e) Mempersiapkan pekerja dengan rekam kehadiran yang lebih baik. f) Menguji pengusaha untuk memperoleh pajak kompensasi. g) Memberikan pada para pekerja memperoleh gagasan-gagasan baru, pendekatan segar, dan antusiasme dalam bekerja. h) Menawarkan masukan langsung dalam pendidikan dan latihan yang disedia-kan oleh pihak sekolah. i) Meningkatkan image dan prestise dari industri dan atau bisnis diantara sesama pembelajar dan dengan komunitas. 3) Manfaat bagi sekolah a) Meningkatkan hubungan dan jaringan kerja dengan dunia usaha/industry. b) Mengembangkan kemitraan diantara sekolah dengan komunitas. c) Membuat kurikulum yang relevan dengan memperluas pengalaman di kelas dengan diintegrasikan antara teori dan praktik. d) Gurumemperoleh informasi yang lebih baik dan peduli terhadap kecenderungan mutakhir dari dunia usaha/industri. e) Membangun relasi publik yang positif, sehingga reputasi sekolah meningkat dan menarik para peserta didik baru. f) Meningkatkan kualitas lulusan. g) Menyediakan fasilitas pelatihan dunia usaha dan industri yang umumnya sulit untuk disediakan secara finansial oleh sekolah. h) Menciptakan fleksibilitas kebutuhan individu peserta didik dengan tujuan. 4) Manfaat bagi komunitas a) Meningkatkan prospek lulusan untuk tetap tinggal dalam komunitas. b) Melibatkan komunitas dalam menemukan kebutuhan pelatihan yang cocok. c) Membesarkan keberanian para anggota masyarakat muda untuk tetap peduli sekolah, hingga mengurangi problem komunitas dalam resiko drop out. d) Menghasilkan warga masyarakat yang lebih bertanggung jawab dalam usia yang lebih awal. e) Mempromosikan hubungan yang lebih erat antara komunitas dengan sekolah

b.   Karakteristik Pembelajaran Berbasis Kerja (WorkBased Learning)

Sebagai salah satu bentuk pembelajaran, WBL memiliki beberapa karakteristik yang membedakan dengan bentuk aktivitas pembelajaran lainnya. Boud & Solomon (2003: 4-7) mengemukakan ada enam karakteristik dalam pembelajaran berbasis kerja sebagai berikut. 1) Hubungan antara mitra/DUDI dengan institusi pendidikan secara khusus untuk membangun dan membantu pembelajaran. DUDI ini bisa milik pemerintah, swasta atau komunitas sektor ekonomi lainnya. 2) Peserta didik dilibatkan sebagai pekerja. 3) Program dalam pembelajaran berbasis kerja mengikuti apa yang dibutuhkan di tempat kerja dan apa yang dibutuhkan oleh peserta didik. 4) Level pendidikan dalam program dibangun setelah peserta didik memiliki kompetensi yang diakui. 5) Dalam pembelajaran berbasis kerja, learning project yang dilakukan di tempat kerja, memberikan tantangan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik di masa yang akan datang, dan perusahaan itu sendiri. 6) Institusi pendidikan memiliki keluaran berdasarkan kesepakatan dalam program ini dengan menghargai standar dan level yang telah ditetapkan

c.    Model-Model Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Kerja (Work Based Learning) Pelaksanaan pembelajaran berbasis kerja (workbased learning) dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai model sebagai berikut. 1) Apprenticesship, 2) Internship, 3) School Based Enterprise, 4) Co-operatif Education, 5) Job Shadowing

 

Pembelajaran Teori Kejuruan

Penyelenggaraan pendidikan kejuruan hendaknya mengikuti proses: (1) pengalihan ilmu (transfer of knowledge) ataupun pembinaan ilmu (acquisition of knowledge) melalui pembelajaran teori, (2) pencernaan ilmu (digestion of knowledge) melalui tugas-tugas, pekerjaan rumah, dan tutorial, (3) pembuktian ilmu (validation of knowledge) melalui percobaan-percobaan di laboratorium secara empiris atau visual (simulasi atau virtual reality), (4) pengembangan keterampilan (skill development) melalui pekerjaan-pekerjaan nyata di bengkel praktik di sekolah atau di kampus (Hadiwaratama, 2002: 6).


Model Pembelajaran Teori


1.       Skenario Pembelajaran Teori


1.      diperlukan persyaratan sebagai berikut: a. Tersedia silabus sesuai dengan mata kuliah atau mata pelajaran yang diajarkan. b. Tersedia satuan acara perkuliahan atau rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun dengan baik. c. Tersedia bahan ajar, modul, diktat, dan bahan ajar lainnya untuk mendukung pencapaian tujuan sesuai dengan urutan kompetensi yang ada pada silabus. d. Tersedia perangkat media pembelajaran yang mendukung keberhasilan presentasi penyampaian materi pembelajaran. e. Tersedia pedoman penilaian untuk proses dan hasil belajar.

2.      Tugas dan Kewajiban Guru Tugas dan kewajiban guru dalam proses pembelajaran teori adalah sebagai berikut: a. Hadir lebih awal dan pulang lebih akhir, 10 menit sebelum pembelajaran dimulai dan sesudah pembelajaran berakhir. b. Menyiapkan silabus mata kuliah atau mata pelajaran. c. Menyiapkan dan melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran. d. Menyediakan dan menyiapkan bahan ajar dan media pembelajaran serta pendukung pembelajaran lainnya untuk memperlancar pelaksanaan pembelajaran. e. Menyiapkan perangkat penilaian pembelajaran. f. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. g. Menciptakan situasi pembelajaran yang interaktif, aktif, dan dinamis. h. Mengakhiri pembelajaran dengan memberikan simpulan dan berdoa untuk keselamatan bersama.

3.      Tugas dan Peran Peserta Didik Tugas dan peran peserta didik dalam proses pembelajaran teori adalah sebagai berikut: a. Peserta didik wajib datang 5 (lima) menit sebelum pembelajaran dimulai. b. Peserta didik menyiapkan perlengkapan pembelajaran seperti buku catatan, dan perangkat pendukung pembelajaran lainnya. c. Peserta didik mempersiapkan diri untuk menerima materi pembelajaran dengan cara membaca buku referensi dan atau buku catatan materi yang telah diberikan dan akan diberikan oleh guru. d. Peserta didik mendengarkan, menyimak, dan bertanya serta memberikan tanggapan terhadap pertanyaan atau jawaban yang diberikan oleh guru dan atau peserta didik lannya. e. Peserta didik wajib mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan mengumpulkannya tepat waktu

4.      Penilaian Pembelajaran Teori Penilaian yang digunakan pada pembelajaran teori menekankan pada aspek kognitif dan sikap. Penilaian pada aspek kognitif dilakukan dengan cara lisan atau tertulis.

 

Pembelajaran Praktik Bengkel

Pembelajaran praktik dirancang dengan pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi (competence based training). Pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi menekankan pada pembekalan penguasaan kompetensi kepada peserta didik, yang mencakup aspek sikap, pengetahuan, keterampilan, dan tata nilai secara tuntas dan utuh. Kompetensi dapat dikuasai oleh peserta didik dengan baik jika dalam proses pembelajarannya memperhatikan kaidah-kaidah pembelajaran praktik

1.    Prinsip Pembelajaran Praktik

Charles M. Reigeluth, Alison A. Carr Chellman (2009: 43-44) menjelaskan pembelajaran praktik memiliki beberapa prinsip penting yang dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaranpraktik di bengkel atau praktik di laboratorium. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut. a. Prinsip demonstrasi, belajar akan terjadi saat peserta didik mengamati sebuah peragaan atau demonstrasi. b. Prinsip aplikasi, belajar akan terjadi saat peserta didik menggunakan pengetahuan yang baru diperoleh. c. Prinsip berpusat pada tugas, belajar akan terjadi saat peserta didik melaksanakan tugas dalam strategi pembelajaran. d. Prinsip aktifasi, belajar akan terjadi saat peserta didik secara aktif membangun pengetahuan dan pengalaman. e. Prinsip integrasi, belajar akan terjadi saat peserta didik mengintegrasikan pengetahuan yang diperoleh ke dalam kehidupan sehari-hari

2.    Karakteristik Pembelajaran Praktik

Pembelajaran praktik menggunakan pendekatan berbasis kompetensi, artinya pembelajaran dilakukan dalam rangka membentuk kompetensi peserta didik sesuai dengan standar kompetensi masing-masing program studi. b. Pembelajaran melalui tahapan (a) pendahuluan yang berisi kegiatan deskripsi singkat, relevansi, dan tujuan pembelajaran, (b) penyajian yang berisi kegiatan penjelasan singkat/shop talk, demonstrasi atau memberi contoh, dan latihan atau kegiatan praktik, (c) evaluasi, umpan balik, dan tindak lanjut. c. Menggunakan seperangkat lembar kerja (job sheet), lembar percobaan (exsperiment sheet), lembar observasi monitoring kegiatan (observation sheet). d. Penilaian menggunakan standar kriteria kompeten-belum kompeten, lulus-belum lulus.

 

3.    Tahapan Pembelajaran Praktik


4.    Langkah-langkah Pembelajaran Praktik

Pembelajaran Praktik Laboratorium

PENILIAN HASIL BELAJAR














0 $type={blogger}:

Posting Komentar

Prodmat 1
Prodmat 2
Prodmat 3
Prodmat 4
Prodmat 5

Video's