TUGAS PORTOFOLIO KE – 7
NA’ILIR ROKHMAH / 2108049031
Hakekat Pembelajaran Berbasis Kompetensi atau PBK dan Pembelajaran
Saintifik
Berdasarkan beberapa pendapat tentang
arti belajar, ciri utama belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada
diri peserta didik yang belajar. Terjadinya perubahan tingkah laku tersebut
menurut Slemeto (2003: 5) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Perubahan terjadi secara
sadar, seseorang yang belajar akan menyadari dan merasakan terjadinya perubahan
pada dirinya sendiri.
b. Perubahan yang terjadi
dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, sebagai hasil belajar perubahan
yang terjadi berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Perubahan yang
terjadi menyebabkan perubahan berikutnya dan berguna bagi kehidupan atau proses
belajar berikutnya.
c. Perubahan bersifat
positif dan aktif, dalam peristiwa belajar perubahan yang terjadi selalu
bertambah dan menuju kearah yang lebih baik dari sebelumnya. Makin banyak usaha
belajar yang dilakukan maka makin banyak perubahan yang diperoleh. Perubahan
bersifat aktif berarti bahwa perubahan yang terjadi tidak dengan sendirinya,
melainkan karena usaha individu sendiri.
d. Perubahan bersifat
permanen, perubahan yang terjadi karena belajar bersifat menetap atau permanen.
Misalnya, keterampilan peserta didik dalam bersepeda motor setelah belajar
keterampilan tidak akan hilang begitu saja melainkan akan terus dimiliki bahkan
akan makin berkembang kalau terus dipergunakan atau dilatih.
e. Perubahan dalam belajar
bertujuan atau terarah. Perubahan tingkah laku dalam belajar mensyaratkan
adanya tujuan yang akan dicapai oleh peserta didik dan terarah kepada perubahan
tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya, peserta didik belajar
komputer, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan
belajar komputer. Dengan demikian, kegiatan belajar yang dilakukan senantiasa
terarah kepada tingkah laku yang ditetapkan.
Pembelajaran berbasis
kompetensi adalah pembelajaran yang berorientasi
pada pencapaian kompetensi. Proses pembelajaran berbasis kompetensi menggunakan
asumsi bahwa peserta didik yang akan belajar telah memiliki kompetensi awal
yang dibutuhkan untuk menguasai kompetensi tertentu. Karena itu, dalam penerapan
pembelajaran berbasis kompetensi diperlukan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Pembelajaran
berpusat pada peserta didik (student-centered), artinya orientasi pembelajaran
mengutamakan kebutuhan peserta didik. Peserta didik ditempatkan sebagai subyek
pembelajaran dan dilayani sesuai dengan kecepatan belajarnya.
2. Pembelajaran
dilakukan secara terpadu (integrated learning), maksudnya melibatkan berbagai
disiplin ilmu.
3. Pembelajaran
individual (individual learning), artinya peserta didik diberi peluang untuk
melakukan pembelajaran secara individual.
4. Pembelajaran
tuntas (mastery learning), maksudnya pembelajaran mengacu pada ketuntasan
belajar kompetnsi tertentu.
5. Pemecahan
masalah (problem solving), artinya proses dan hasil pembelajaran mengacu pada aktivitas
pemecahan masalah riil yang ada di masyarakat.
6. Experience-based learning, yakni pembelajaran dilaksanakan melalui pemilihan pengalaman belajar tertentu dalam mencapai kompetensi tertentu.
Penerapan prinsip pembelajaran
berbasis kompetensi diharapkan bermanfaat untuk:
1.
Menghindari duplikasi
pengalaman pembelajaran,
2.
Mengupayakan konsistensi
kompetensi yang ingin dicapai,
3.
Meningkatkan mutu
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, kecepatan, dan kesempatan peserta didik,
4.
Meningkatkan mutu sistem penilaian
dan pelaporan hasil belajar,
5.
Memperjelas komunikasi
dengan peserta didik terkait dengan tugas, kegiatan, atau pengalaman belajar
yang harus dilakukan dan cara yang digunakan untuk menentukan keberhasilan
belajar,
6.
Meningkatkan
akuntabilitas publik,
7.
Memperbaiki sistem
sertifikasi,
8. Mendekatkan lembaga pendidikan dengan dunia kerja.
Jika dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional, pembelajaran berbasis kompetensi mempunyai karakteristik dasar
yang berbeda. Perbedaan karakteristik tersebut menurut W.E. Blank (1982: 6)
dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut.
Tabel5. Karakteristik Dasar Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran Berbasis Proyek dan Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis proyek
merupakan pembelajaran yang didasarkan pada penyelesaian proyek bagi peserta
didik. Pembelajaran berbasis proyek merupakan kategori strategi pembelajaran
tidak langsung (indirect instruction).
a. Prinsip-Prinsip
Pembelajaran Berbasis Proyek
1)
Pembelajaran berpusat
pada peserta didik yang melibatkan tugas-tugas pada kehidupan nyata untuk
memperkaya pembelajaran. 2) Tugas proyek menekankan pada kegiatan penelitian
berdasarkan suatu tema atau topik yang telah ditentukan dalam pembelajaran. 3)
Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara otentik dan menghasilkan produk
nyata yang telah dianalisis dan dikembangkan berdasarkan tema/topik yang
disusun dalam bentuk produk (laporan atau hasil karya). Produk, laporan atau
hasil karya tersebut selanjutnya dikomunikasikan untuk mendapat tanggapan dan
umpan balik untuk perbaikan proyek berikutnya
b. Karakteristik
Pembelajaran Berbasis Proyek
Selain pendapat tersebut, Borich
(2007:359) menjelaskan bahwa proyek yang baik memiliki beberapa karakteristik
sebagai berikut. 1) Berdurasi cukup lama 2) Menghubungkan beberapa disiplin
ilmu (seperti melibatkan matematika, membaca, dan keterampilan menulis). 3)
Berfokus pada proses dan hasil. 4) Melibatkan guru sebagai pelatih dan
berkolabrasi pada kelompok
c. Manfaat
Pembelajaran Berbasis Proyek
1) Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran. 2) Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah. 3) Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah yang kompleks dengan hasil produk nyata berupa barang atau jasa. 4) Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber/bahan/alat untuk menyelesaikan tugas. 5) Meningkatkan kolaborasi peserta didik khusunya pada pembelajaran yang bersifat kelompok.
d. Langkah-langkah
Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis masalah
adalah strategi pembelajaran yang ―menggerakkan peserta didik belajar secara
aktif memecahkan masalah yang kompleks dalam situasi realistik.
a.
Karakteristik Pembelajaran
Berbasis Masalah:
1) Aktivitas didasarkan pada pertanyaan
umum
2) Belajar berpusat pada peserta didik,
3) Peserta didik bekerja kolaboratif
4) Belajar digerakkan oleh konteks masalah
5) Belajar interdisipliner
Beberapa keuntungan dari pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut: (Johnson & Johnson, 1989:23-33, Davydov, 1995:12-21): 1) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. 2) Meningkatkan kecakapan kolaboratif. 3) Meningkatkan keterampilan mengelola sumber.
a. Tahap-tahap
Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)
Pembelajaran Berbasis Kerja (Work Based Learning)
Beberapa definisi menjelaskan bahwa workbased learning
sebagai semua bentuk pembelajaran melalui tempat kerja, apakah berwujud
pengalaman kerja (work experience) atau kerja dalam bimbingan (work shadowing)
dalam waktu tertentu.
Menurut Raelin (2008:2) terdapat tiga elemen penting
dalam pembelajaran berbasis kerja, yaitu: (1) dilihat dari belajar, sebagai
hasil yang diperoleh dari teori dan tugas-tugas praktek yang dikerjakan, (2)
dilihat dari penciptaan dan pemanfaatan pengetahuan, sebagai suatu kegiatan
yang menyatu, dimana kegiatan belajar tersebut menjadi pekerjaan setiap orang,
(3) dilihat dari peserta didik, yang menunjukkan ketangkasan dalam belajar,
yang membebaskan mereka bertanya dan berasumsi selama kegiatan praktek.
a. Manfaat
Pembelajaran Berbasis Kerja (WorkBased Learning)
Manfaat
bagi peserta didik a) Meningkatkan motivasi b) Mengembangkan tanggungjawab dan
kematangan dengan penguatan sumberdaya manusia, keterampilan menyelesaikan
masalah, kepercayaan diri, dan disiplin diri. c) Memberikan kesempatan untuk
mengembangkan pilihan okupasi dalam pembuatan pendidikan dan pelatihan jangka
panjang atau investasi masa depan. d) Menawarkan perencanaan organisasi
pelatihan dalam pekerjaan dalam kondisi bisnis aktual. e) Mengembangkan
keterampilan human relation melalui interaksi personal dalam setting pekerjaan.
f) Menyediakan keterampilan profesional untuk membantu pembelajar membuat
transisi dari sekolah ke bekerja. g) Meningkatkan kepedulian tanggungjawab
sosial dan kemasyarakatan. h) Meningkatkan kemungkinan mendapatkan pekerjaan
dan keahlian. i) Menambah sumber finansial. j) Mengurangi peluang risiko
peserta didik tinggal kelas. k) Memberikan pendidikan teknis yang lebih
dibanding yang diberikan sekolah. l) Membuat instruksi akademik lebih relevan
dan aplikatif dalam pekerjaan. 2) Manfaat bagi dunia industri/ DUDI a)
Memperoleh calon pekerja yang lebih baik. b) Mengurangi biaya pelatihan. c)
Memiliki fungsi skrening/seleksi pekerja bersama sekolah. d) Memberikan
kesempatan untuk menilai pekerja sebelum diputuskan untuk dipekerjakan sebagai
tenaga kerja penuh. e) Mempersiapkan pekerja dengan rekam kehadiran yang lebih
baik. f) Menguji pengusaha untuk memperoleh pajak kompensasi. g) Memberikan
pada para pekerja memperoleh gagasan-gagasan baru, pendekatan segar, dan
antusiasme dalam bekerja. h) Menawarkan masukan langsung dalam pendidikan dan
latihan yang disedia-kan oleh pihak sekolah. i) Meningkatkan image dan prestise
dari industri dan atau bisnis diantara sesama pembelajar dan dengan komunitas.
3) Manfaat bagi sekolah a) Meningkatkan hubungan dan jaringan kerja dengan
dunia usaha/industry. b) Mengembangkan kemitraan diantara sekolah dengan
komunitas. c) Membuat kurikulum yang relevan dengan memperluas pengalaman di
kelas dengan diintegrasikan antara teori dan praktik. d) Gurumemperoleh
informasi yang lebih baik dan peduli terhadap kecenderungan mutakhir dari dunia
usaha/industri. e) Membangun relasi publik yang positif, sehingga reputasi
sekolah meningkat dan menarik para peserta didik baru. f) Meningkatkan kualitas
lulusan. g) Menyediakan fasilitas pelatihan dunia usaha dan industri yang
umumnya sulit untuk disediakan secara finansial oleh sekolah. h) Menciptakan
fleksibilitas kebutuhan individu peserta didik dengan tujuan. 4) Manfaat bagi
komunitas a) Meningkatkan prospek lulusan untuk tetap tinggal dalam komunitas.
b) Melibatkan komunitas dalam menemukan kebutuhan pelatihan yang cocok. c)
Membesarkan keberanian para anggota masyarakat muda untuk tetap peduli sekolah,
hingga mengurangi problem komunitas dalam resiko drop out. d) Menghasilkan
warga masyarakat yang lebih bertanggung jawab dalam usia yang lebih awal. e)
Mempromosikan hubungan yang lebih erat antara komunitas dengan sekolah
b. Karakteristik
Pembelajaran Berbasis Kerja (WorkBased Learning)
Sebagai salah satu bentuk pembelajaran,
WBL memiliki beberapa karakteristik yang membedakan dengan bentuk aktivitas pembelajaran
lainnya. Boud & Solomon (2003: 4-7) mengemukakan ada enam karakteristik
dalam pembelajaran berbasis kerja sebagai berikut. 1) Hubungan antara
mitra/DUDI dengan institusi pendidikan secara khusus untuk membangun dan
membantu pembelajaran. DUDI ini bisa milik pemerintah, swasta atau komunitas
sektor ekonomi lainnya. 2) Peserta didik dilibatkan sebagai pekerja. 3) Program
dalam pembelajaran berbasis kerja mengikuti apa yang dibutuhkan di tempat kerja
dan apa yang dibutuhkan oleh peserta didik. 4) Level pendidikan dalam program
dibangun setelah peserta didik memiliki kompetensi yang diakui. 5) Dalam
pembelajaran berbasis kerja, learning project yang dilakukan di tempat kerja,
memberikan tantangan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik di masa yang akan
datang, dan perusahaan itu sendiri. 6) Institusi pendidikan memiliki keluaran
berdasarkan kesepakatan dalam program ini dengan menghargai standar dan level
yang telah ditetapkan
c. Model-Model
Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Kerja (Work Based Learning)
Pelaksanaan pembelajaran berbasis kerja (workbased learning) dapat dilakukan
dengan menggunakan berbagai model sebagai berikut. 1) Apprenticesship, 2)
Internship, 3) School Based Enterprise, 4) Co-operatif Education, 5) Job
Shadowing
Pembelajaran
Teori Kejuruan
Penyelenggaraan pendidikan kejuruan hendaknya
mengikuti proses: (1) pengalihan ilmu (transfer of knowledge) ataupun pembinaan
ilmu (acquisition of knowledge) melalui pembelajaran teori, (2) pencernaan ilmu
(digestion of knowledge) melalui tugas-tugas, pekerjaan rumah, dan tutorial,
(3) pembuktian ilmu (validation of knowledge) melalui percobaan-percobaan di
laboratorium secara empiris atau visual (simulasi atau virtual reality), (4)
pengembangan keterampilan (skill development) melalui pekerjaan-pekerjaan nyata
di bengkel praktik di sekolah atau di kampus (Hadiwaratama, 2002: 6).
1.
Skenario Pembelajaran
Teori
1. diperlukan
persyaratan sebagai berikut: a. Tersedia silabus
sesuai dengan mata kuliah atau mata pelajaran yang diajarkan. b. Tersedia
satuan acara perkuliahan atau rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
disusun dengan baik. c. Tersedia bahan ajar, modul, diktat, dan bahan ajar
lainnya untuk mendukung pencapaian tujuan sesuai dengan urutan kompetensi yang
ada pada silabus. d. Tersedia perangkat media pembelajaran yang mendukung
keberhasilan presentasi penyampaian materi pembelajaran. e. Tersedia pedoman
penilaian untuk proses dan hasil belajar.
2. Tugas
dan Kewajiban Guru Tugas dan kewajiban guru dalam proses pembelajaran teori
adalah sebagai berikut: a. Hadir lebih awal dan
pulang lebih akhir, 10 menit sebelum pembelajaran dimulai dan sesudah
pembelajaran berakhir. b. Menyiapkan silabus mata kuliah atau mata pelajaran.
c. Menyiapkan dan melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran. d. Menyediakan
dan menyiapkan bahan ajar dan media pembelajaran serta pendukung pembelajaran
lainnya untuk memperlancar pelaksanaan pembelajaran. e. Menyiapkan perangkat
penilaian pembelajaran. f. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. g. Menciptakan situasi
pembelajaran yang interaktif, aktif, dan dinamis. h. Mengakhiri pembelajaran
dengan memberikan simpulan dan berdoa untuk keselamatan bersama.
3. Tugas
dan Peran Peserta Didik Tugas dan peran peserta didik dalam proses pembelajaran
teori adalah sebagai berikut: a. Peserta didik
wajib datang 5 (lima) menit sebelum pembelajaran dimulai. b. Peserta didik
menyiapkan perlengkapan pembelajaran seperti buku catatan, dan perangkat
pendukung pembelajaran lainnya. c. Peserta didik mempersiapkan diri untuk
menerima materi pembelajaran dengan cara membaca buku referensi dan atau buku
catatan materi yang telah diberikan dan akan diberikan oleh guru. d. Peserta
didik mendengarkan, menyimak, dan bertanya serta memberikan tanggapan terhadap
pertanyaan atau jawaban yang diberikan oleh guru dan atau peserta didik lannya.
e. Peserta didik wajib mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan
mengumpulkannya tepat waktu
4. Penilaian
Pembelajaran Teori Penilaian yang digunakan pada
pembelajaran teori menekankan pada aspek kognitif dan sikap. Penilaian pada
aspek kognitif dilakukan dengan cara lisan atau tertulis.
Pembelajaran
Praktik Bengkel
Pembelajaran praktik dirancang dengan pendekatan
pembelajaran berbasis kompetensi (competence based training). Pendekatan
pembelajaran berbasis kompetensi menekankan pada pembekalan penguasaan kompetensi
kepada peserta didik, yang mencakup aspek sikap, pengetahuan, keterampilan, dan
tata nilai secara tuntas dan utuh. Kompetensi dapat dikuasai oleh peserta didik
dengan baik jika dalam proses pembelajarannya memperhatikan kaidah-kaidah
pembelajaran praktik
1. Prinsip
Pembelajaran Praktik
Charles M. Reigeluth, Alison A. Carr
Chellman (2009: 43-44) menjelaskan pembelajaran praktik memiliki beberapa
prinsip penting yang dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaranpraktik
di bengkel atau praktik di laboratorium. Prinsip-prinsip tersebut adalah
sebagai berikut. a. Prinsip demonstrasi, belajar akan terjadi saat peserta
didik mengamati sebuah peragaan atau demonstrasi. b. Prinsip aplikasi, belajar
akan terjadi saat peserta didik menggunakan pengetahuan yang baru diperoleh. c.
Prinsip berpusat pada tugas, belajar akan terjadi saat peserta didik
melaksanakan tugas dalam strategi pembelajaran. d. Prinsip aktifasi, belajar
akan terjadi saat peserta didik secara aktif membangun pengetahuan dan
pengalaman. e. Prinsip integrasi, belajar akan terjadi saat peserta didik
mengintegrasikan pengetahuan yang diperoleh ke dalam kehidupan sehari-hari
2. Karakteristik
Pembelajaran Praktik
Pembelajaran praktik menggunakan pendekatan berbasis kompetensi, artinya pembelajaran dilakukan dalam rangka membentuk kompetensi peserta didik sesuai dengan standar kompetensi masing-masing program studi. b. Pembelajaran melalui tahapan (a) pendahuluan yang berisi kegiatan deskripsi singkat, relevansi, dan tujuan pembelajaran, (b) penyajian yang berisi kegiatan penjelasan singkat/shop talk, demonstrasi atau memberi contoh, dan latihan atau kegiatan praktik, (c) evaluasi, umpan balik, dan tindak lanjut. c. Menggunakan seperangkat lembar kerja (job sheet), lembar percobaan (exsperiment sheet), lembar observasi monitoring kegiatan (observation sheet). d. Penilaian menggunakan standar kriteria kompeten-belum kompeten, lulus-belum lulus.
3. Tahapan
Pembelajaran Praktik
4. Langkah-langkah
Pembelajaran Praktik
Pembelajaran
Praktik Laboratorium
PENILIAN HASIL
BELAJAR
0 $type={blogger}:
Posting Komentar