TUGAS PORTOFOLIO
KE 12
NAMA : NA’ILIR ROKHMAH
NIM : 2108049031
1.
Penilaian Berbasis Kompetensi: Pengertian dan Karakteristik
Penilaian adalah proses sistematis
meliputi pengumpulan informasi (angka atau deskripsi verbal), analisis, dan interpretasi
untuk mengambil keputusan. Sedangkan penilaian pendidikan adalah proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar
peserta didik. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan
sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam hal ini, keputusan berhubungan
dengan sudah atau belum berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu
kompetensi. Jadi, penilaian merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi.
Penilaian merupakan suatu proses yang
dilakukan melalui Langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian,
pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil
belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil
belajar peserta didik. Penilaian dilaksanakan melalui berbagai bentuk antara
lain: penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis
(paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian melalui kumpulan hasil
kerja/karya peserta didik (portfolio), dan penilaian diri. Penilaian hasil
belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang menyenangkan,
sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dipahami dan mampu
dikerjakannya.
Hasil belajar seorang peserta didik
tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan
hasil yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian peserta
didik tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai apa yang
diharapkan.
Karakteristik penilaian yang digunakan
di SMK harus mempunyai tujuan
untuk mendorong peningkatan kualitas pembelajaran yang secara langsung
dapat berdampak pada peningkatan
kualitas pendidikan. Pada tiap lembaga pendidikan mempunyai sistem penilaian yang mampu memberikan informasi yang
akurat yang meliputi kompetensi dasar
yang telah dicapai dan yang belum dicapai peserta didik. Dengan hasil penilaian
yang telah diketahui
maka dapat menemukan
strategi pembelajaran yang tepat bagi
peserta didik dan pendidik. Sehingga diharapkan akan berdampak pada kinerja lembaga
meningkat dan diharapkan akan meningkatkan kualitas pendidikan.
Penilaian yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan adalah sistem penilaian berkelanjutan yang mempunyai
prinsip menilai seluruh kompetensi dasar, menganalisis hasil penilaian dan melakukan tindak lanjut berupa program pengayakan atau perbaikan. Penilaian yang
dimaksud adalah penilaian berbasis kompetensi yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.
Aspek psikomotor terletak pada ketepatan gerakan
yang dilakukan oleh peserta
didik dilihat dari penampilan peserta didik dalam melakukan praktek dengan fokus penilaian terletak pada gerakan,
waktu, hasil yang dicapai dan keselamatan kerja.
Penilaian kognitif menekankan pada
kemampuan atau pengetahuan yang harus
dikuasai, sedangkan penilaian aspek afektif meliputi kelakuan, kebersihan, dan kerajinan. Ketiga aspek di atas
merupakan bagian dari kompetensi, oleh karena
itu penilaian berbasis kompetensi menekankan pada keadaan sebenarnya
yaitu kompetensi dasar
yang benar-benar dimiliki oleh peserta didik.
Terdapat sepuluh
prinsip penilaian berbasis
kompetensi, antara lain:
1).
Valid
dan reliabel: apabila hasi penilaian akurat dan ajeg
atau konsisten. Hal ini dapat dicapai
apabila instrumen yang digunakan baik dan tepat. Cara yang paling mudah untuk mendapatkan instrumen
yang valid dan reliabel apabila butir-butir soal ditulis berdasarkan indikator, dilakukan kaji ulang terhadap
kalimat-kalimat yang sudah ditulisan agar tidak terjadi
kesalahan serta menggunakan tata bahasa yag mudah dipelajari oleh peserta didik.
2).
Mendidik:
apabila penilaian guru mampu mendidik agar peserta didik dapat termotivasi untuk belajar lebih baik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara guru memberikan hasil pekerjaan
peserta didik dan mengarsip secara lengkap hasil penilaian sehingga
obyektivitas penilaian terjamin.
3).
Adil: apabila
ditinjau dari butir-butir soal dan cara pemberian skor. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara tidak mengujikan materi-materi yang belum diajarkan
kepad peserta didik.
4).
Menyenangkan:
melakukan penilaian dalam suasana yang menyenangkan tidak menimbulkan
peserta didik merasa takut
dan stres.
5).
Mengacu kepada kompetensi: dalam melakukan penilaian
acuan yang dipakai
adalah kesatuan kompetensi bukan waktu.
6).
Meyeluruh:
penilaian dilakukan secara menyeluruh, mecakup aspek kognitif, afektif
dan psikomotor.
7).
Berkesinambungan: hasil evaluasi
harus dianalisis untuk mengetahui kompetensi yang belum dikuasai peserta
didik sehingga bisa diberikan refleksi dan perbaikan proses pembelajaran di kelas.
8).
Mengakui kompetensi yang telah dimiliki
sebelumnya: memungkinkan peserta
didik pindah kelas tanpa harus mengulan kompetensi sebelumnya.
9).
Menggunakan acuan kriteria: nilai yang diberikan
kepada peserta didik berdasarkan perbandingan dengan standar mutlak.
10).
Bisa
menggunakan external assesor: untuk menguji
kompetensi yang telah dikuasai peserta
didik, sehingga kredibilitas hasil pegujian dapat dipertanggungjawabkan (Djemari Mardapi: 2004).
Pengembangan Instrumen
Penilaian Berbasis Kompetensi
Penilaian berbasis kompetensi
menekankan pada kompetensi dasar yang harus
dimiliki oleh peserta didik. Kompetensi dasar tersebut dibandingkan dengan standar atau kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya. Hasil penilaian berbasis kompetensi adalah lulus dan belum lulus. Lulus berarti peserta
didik telah memiliki kompetensi
dasar, yaitu sama atau lebih besar dari standar. Peserta didik yang belum lulus berarti kemampuan yang dimiliki
belum mencapai standar.
Alat ukur yang digunakan dalam
penilaian berbasis kompetensi diusahakan memberikan informasi
yang sahih dan handal. Kriteria
keberhasilan dalam melaksanakan program pembelajaran adalah
jumlah kompetensi dasar yang dicapai oleh peserta
didik. Pengembangan sistem penilaian berbasis
kompetensi hasil kegiatan
belajar mengajar harus
bersifat hirarki, secara
berurutan yaitu: standar kompetensi, kompetensi
dasar, standar materi, indikator dan soal ujian. Hal yang penting
dalam mengembangkan sistem penilaian adalah menyusun spesifikasi penilaian, meliputi: tujuan,
lama penilaian dan instrumen penilaian.
2.
Strategi Penilaian Hasil Pembelajaran Vokasi (Metode, Teknik dan
Intrumen Penilaian)
Strategi Penilaian Hasil Pembelajaran Hasil
Mengacu pada Lampiran permendikbud 81A Tahun 2013,
strategi penilaian hasil belajar dapat dilakukan dengan metode dan teknik
penilaian
Metode
Penilaian
Metode tes : dipilih
bila respons yang dikumpulkan dapat dikategorikan benar atau salah. Metode tes dapat berupa tes tulis atau tes kinerja Tes tulis dapat dilakukan dengan cara memilih
jawaban yang tersedia, Tes kinerja, dibedakan menjadi dua, yaitu perilaku
terbatas dan perilaku meluas. Tes
kinerja perilaku terbatas, misalnya meminta peserta didik untuk menunjukkan
kinerja dengan tugas-tugas tertentu yang terstruktur secara ketat. Tes kinerja prilaku meluas,
yang menghendaki peserta didik untuk menunjukkan kinerja lebih komprehensif dan
tidak dibatas
Metode nontes : Metode
nontes digunakan untuk menilai sikap, minat, atau motivasi. Metode nontes
umumnya digunakan untuk mengukur ranah afektif. Metode nontes lazimnya
menggunakan instrumen angket, kuesioner, penilaian diri, dan penilaian rekan
sejawat. Hasil penilaian ini tidak dapat diinterpretasikan ke dalam kategori
benar atau salah, namun untuk mendapatkan deskripsi tentang profil sikap
peserta didik.
Teknik dan Instrumen Penilaian Pembelajaran
Penilaian dilakukan berdasarkan indikator-indikator
pencapaian hasil belajar, yang meliputi ranah kognitif, afektif, maupun
psikomotor. Ada tujuh teknik yang dapat digunakan, sebagai berikut:
1. Penilaian Unjuk Kerja
2. Penilaian Sikap
3. Tes Tertulis
4. Penilaian Proyek
5. Penilaian Produk
6. Penilaian Portfolio
7. Penilaian Diri
1.
Penilaian Unjuk
Kerja
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang
dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu
pekerjaan.
Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan
hal-hal berikut (Permendikbud No 81A Tahun 2013: hal 27). 1) Langkah-langkah
kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari
suatu kompetensi. 2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalaam
kinerja tersebut. 3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas. 4) Upaya kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak,
sehingga semua dapat diamati. 5) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan
berdasarkan urutan pengamatan.
Penilaian unjuk kerja dapat
menggunakan daftar cek dan skala penilaian.
Daftar cek dipilih
jika unjuk kerja yang dinilai relatif sederhana, sehingga kinerja peserta didik
representatif untuk diklasifikasikan menjadi dua kategori saja, ya atau tidak.
Skala Penilaian
Skala Penilaian Ada kalanya kinerja peserta didik
cukup kompleks, sehingga sulit atau merasa tidak adil kalau hanya
diklasifikasikan menjadi dua kategori, ya atau tidak, memenuhi atau tidak
memenuhi. Oleh karena itu, dapat dipilih skala penilaian lebih dari dua
kategori, misalnya 1, 2, dan 3. Namun, setiap kategori harus dirumuskan
deskriptornya sehingga penilai mengetahui kriteria secara akurat kapan mendapat
skor 1, 2, atau 3.
2. Penilaian Sikap
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam
proses pembelajaran adalah sebagai berikut. 1) Sikap terhadap materi pelajaran.
2) Sikap terhadap guru. 3) Sikap terhadap
proses pembelajaran. 4) Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang
berhubungan dengan suatu materi pelajaran.
Teknik Penilaian
Sikap
Penilaian sikap dapat
dilakukan dengan beberapa cara:
1. Observasi Perilaku
2. Pertanyaan Langsung
3. Laporan Pribadi
3. Tes Tertulis
Pengertian Tes tertulis merupakan tes di mana soal dan jawaban yang
diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal
peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat
juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar, dan
sebagainya.
4. Penilaian Proyek
Pengertian
Penilaian proyek
merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu
tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut
berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat
digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan penyelidikan dan kemampuan
mengaplikasikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata
pelajaran tertentu secara jelas.
Teknik
Penilaian Proyek
Penilaian proyek
dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek.
Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai,
seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapan
laporan tertulis.
5. Penilaian Produk
Pengertian
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses
pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian
kemampuan peserta didik membuat produkproduk teknologi dan seni, seperti:
makanan, pakaian, meja, kursi, barang-barang yang terbuat dari bahan logam,
dari kayu, dari keramik, plastik, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar).
Pengembangan produk meliputi tiga tahap dan setiap tahap perlu dilakukan
penilaian, yaitu: Tahap
persiapan, Tahap pembuatan produk (proses), Tahap penilaian produk (appraisal).
Teknik Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik
atau analitik. 1) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari
produk, biasanya dilakukan pada tahan appraisal. 2) Cara analitik, yaitu
berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang
terdapat pada semua tahap proses pengembangan.
6. Penilaian Portofolio
Pengertian
Penelaian
portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu
periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari
proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian
portofolio di sekolah antara lain: 1) Karya peserta didik adalah benar-benar
karya peserta didik itu sendiri, 2) Saling percaya antara guru dan peserta didik., 3) Kerahasiaan
bersama antara guru dan peserta didik, 4) Milik bersama antara peserta didik dan guru, 5) Kepuasan, 6) Kesesuaian, 7) Penilaian
proses dan hasil.,
8) Penilaian dan pembelajaran.
7. Penilaian Diri
Pengertian
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di
mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan
status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya. Teknik
penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif, dan
psikomotor. Penilaian kompetensi kognitif misalnya peserta didik diminta untuk
menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berfikir sebagai hasil belajar
dari suatu mata pelajaran tertentu. Penilaian dirinya didasarkan atas kriteria
atau acuan yang telah disiapkan. Penilaian kompetensi afektif, misalnya peserta
didik dapat diminta untuk membuat tuliasan yang memuat curahan perasaannya
terhadap suatu obyek tertentu.
Teknik Penilaian Diri
Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang
jelas dan objektif. Oleh karena itu, penilaian diri oleh peserta didik di kelas
perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut. 1) Menentukan
kompetensi atau aspek kemampuan yag akan dinilai. 2) Menentukan kriteria
penilaian yang akan digunakan. 3) Merumuskan format penilaian, dapat berupa
pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian. 4) Meminta peserta
didik untuk melakukan penilaian diri. 5) Guru mengkaji sampel hasil penilaian
secara acak, untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan
penilaian diri secara cermat dan objektif. 6) Menyampaikan umpan balik kepada
peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang
diambil secara acak.
3.Penilaian Hasil Belajar Praktik
Menurut Leighbody (1968) keterampilan praktik dapat
diukur dari beberapa hal berikut. 1. Kualitas pekerjaan, hal ini dapat diukur
dari ketelitian, kecepatan menyelesaikan pekerjaan, dan hasil pekerjaannya. 2.
Keterampilan menggunakan alat dan mesin-mesin, hal ini dapat dikur dari
effisiensi, ketepatan menggunakan alat, menjaga keselamatan kerja alat dan
mesin. 3. Kemampuan menganalisis pekerjaan dan perencanaan langkah-langkah
mulai dari saat dikerjakan sampai selesai. 4. Kemampuan menggunakan informasi
untuk pertimbangan dalam bekerja. 5. Kemampuan membaca diagram, gambar-gambar,
simbul-simbul teknik dan penggunaan buku manual.
Bloom (1979: 7) membedakan
aspek hasil belajar menjadi tiga Kawasan:
q Kognitif :
berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya
melalui pengetahuan dan keterampilan intelektual
q Afektif : kawasan
afektif berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui minat,
perhatian, sikap, serta nilai-nilai
q Psikomotorik :
berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya
melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kemampuan fisik.
CARA MENGUKUR HASIL BELAJAR KETERAMPILAN
(a) pengamatan langsung serta penilaian tingkah laku
peserta didik pada waktu proses belajar berlangsung
(b) sesudah mengikuti pembelajaran praktik dengan jalan
memberikan test kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan keterampilan
serta sikapnya
(c) beberapa waktu sesudah pembelajaran praktik
selesai, misalnya penilaian dari kebersihan peserta didik dalam pekerjaan
(kondisi tempat kerja, alat-alat, mesin-mesin setelah digunakan)
Menurut Leighbody
(1968) keterampilan praktik dapat diukur dari beberapa hal berikut:
1.
Kualitas
pekerjaan, hal ini dapat diukur dari ketelitian, kecepatan menyelesaikan
pekerjaan, dan hasil pekerjaannya.
2.
Keterampilan
menggunakan alat dan mesin-mesin, hal ini dapat dikur dari effisiensi,
ketepatan menggunakan alat, menjaga keselamatan kerja alat dan mesin.
3.
Kemampuan
menganalisis pekerjaan dan perencanaan langkah-langkah mulai dari saat
dikerjakan sampai selesai.
4.
Kemampuan
menggunakan informasi untuk pertimbangan dalam bekerja.
5.
Kemampuan membaca diagram, gambar-gambar, simbul-simbul teknik dan penggunaan buku manual.
0 $type={blogger}:
Posting Komentar