This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

About

Sabtu, 20 Juli 2024

Koneksi Antar Materi Modul 2.3. Coaching Untuk Supervisi Akademik

 

Koneksi Antar Materi Modul 2.3

Coaching Untuk Supervisi Akademik

 


Tujuan Pembelajaran: 

CGP menyimpulkan dan menjelaskan keterkaitan materi yang diperoleh dan membuat refleksi berdasarkan pemahaman yang dibangun selama modul 2 dalam berbagai media.

A.     Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar

1.        Pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh

       Definisi coaching adalah sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999).

       Dalam kegiatan coaching tentunya terdapat langkah -langkah yang harus kita ketahui agar proses coaching berhasil. Proses coaching yang berhasil akan menghasilkan kekuatan bagi coach dan coachee untuk mengembangkan dirinya.  Adapaun paradigma berpikir coaching diantaranya:

·           Fokus pada coachee yang akan dikembangkan

·           Bersikap terbuka dan ingin tahu

·           Memiliki kesadaran diri yang kuat

·           Mampu melihat peluang baru dan masa depan

       Dalam melakukan kegiatan coaching, kita bisa menggunakan alur TIRTA. Alur TIRTA bertujuan untuk membantu peran coach dalam membuat percakapan coaching menjadi efektif dan bermakna. Adapun alur TIRTA terdiri dari:

a.   Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee) Dalam tujuan umum, beberapa hal yang dapat coach rancang (dalam pikiran coach) 

b.  Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi) 

c.   Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat) 

d.  Tanggung jawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya).

Berdasarkan ICF (International Coaching Federation) terdapat 8 kompetensi inti untuk kebutuhan Pendidikan Guru Penggerak, namun hanya 3 kompetensi inti yang penting dipahami, diterapkan, dan dilatih secara terus menerus saat melakukan percakapan coaching kepada teman sejawat di sekolah diantaranya kehadiran penuh (presence), mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot.

Menurut Julian Treasure salah satu referensi yang dapat kita gunakan untuk mengajukan pertanyaan berbobot hasil dari mendengarkan aktif yaitu RASA. RASA merupakan akronim dari Receive, Appreciate, Summarize, dan Ask. RASA dapat dijabarkan diantaranya:

a.      R (Receive/Terima), yang berarti menerima/mendengarkan semua informasi yang disampaikan coachee. 

b.     A (Appreciate/Apresiasi), yaitu memberikan apresiasi dengan merespon atau memberikan tanda bahwa kita mendengarkan coachee. Respon yang diberikan bisa dengan anggukan, dengan kontak mata atau melontarkan “oh…” “ya…”. 

c.      S (Summarize/Merangkum), saat coachee selesai bercerita rangkum untuk memastikan pemahaman kita sama. Minta coachee untuk konfirmasi apakah rangkuman sudah sesuai 

d.     A (Ask/Tanya). Sama dengan apa yang sudah disampaikan sebelumnya terkait kiat mengajukan pertanyaan berbobot.

 

Supervisi akademik perlu dimaknai secara positif sebagai kegiatan berkelanjutan yang meningkatkan kompetensi guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu pembelajaran yang berpihak pada murid. Kegiatan supervisi akademik hanya memiliki sebuah tujuan yakni pemberdayaan dan pengembangan kompetensi diri dalam rangka peningkatan performa mengajar dan mencapai tujuan pembelajaran (Glickman, 2007, Daresh, 2001).

Beberapa prinsip-prinsip supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching meliputi:

a.         Kemitraan: proses kolaboratif antara supervisor dan guru

b.        Konstruktif: bertujuan mengembangkan kompetensi individu

c.         Terencana

d.        Reflektif

e.         Objektif: data/informasi diambil berdasarkan sasaran yang sudah disepakati

f.          Berkesinambungan

g.        Komprehensif: mencakup tujuan dari proses supervisi akademik. 

Siklus dalam supervisi klinis pada umumnya meliputi 3 tahap yakni Pra-observasi, Observasi dan Pasca-observasi.

a.         Pra-observasi: Pertemuan pra-observasi merupakan percakapan yang membangun hubungan antara guru dan supervisor sebagai mitra dalam pengembangan kompetensi diri

b.        Observasi: Aktivitas kunjungan yang dilakukan oleh supervisor

c.         Pasca-observasi: Percakapan supervisor dan guru terkait hasil data observasi, menganalisis data, umpan balik dan rencana pengembangan kompetensi. Proses percakapan bersifat reflektif dan bertujuan perbaikan ke depan.

 

 

2.        Emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar

Sebelum mempelajari modul 2.2, dari judulnya saja coaching saya sudah penasaran karena ini adalah istilah asing yang baru saya dengar. Apa yang dimaksud dengan coaching itu sendiri dan seperti apa bentuk penerapannya. Saya juga merasa takut dan cemas karena takut tidak bisa memahamai pembelajaran pada modul 2.3 ini dengan baik.

Pada saat prose pembelajaran modul 2.3 berlangsung, di awal pembelajaran mulai dari kegiatan mulai dari diri dan ekplorasi konsep, saya sudah mulai memahami terkait modul 2.3 ini. Hal ini dikarenakan proses pembelajatran yang disuguhkan di LMS tidak membosankan, terdapat video- video yang menarik dan sangat informatif sehingga membuat saya lebih memahami modul 2.3 ini. Pada ruang kolaborasi saya juga menjadi lebih bersemangat karena disini saya diajak praktik langsung untuk menerapkan coaching. Pada kegiatan elaborasi saya juga mendapatkan pemahaman baru mengenaai akronim RASA serta kompetensi-kompetensi coaching.

            Setelah mempelajari modul ini saya merasa tertantang untuk melakukan kegiatan coaching dengan baik dan benar baik dengan murid maupun dengan rekan sejawat.

 

3.        Apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar

       Saya telah memahami tentang coaching dan bisa mempraktikkannya dengan menggunakan alur TIRTA. Saya juga mampu berkolaborasi dengan rekan sesame CGP untuk menerpakan prakytik coaching.

 

4.        Apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar 

       Hal yang perlu saya perbaiki adalah kompetensi mendengar aktif (menyimak) serta kehadiran penuh agar saya bisa lebih fokus pada coachee ketika melakukan coaching. Saya juga perlu meningkatkan kemampuan saya dalam memberikan pertanyaan berbobot untuk menuntun coachee menemukan solusi dari masalahnya sendiri serta menggali potensi dirinya.

 

5.        Keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi

       Materi coaching supervise akademik sangat terkait dengan kompetensi dan kematangan diri pribadi. Dengan mempelajari materi ini menambah dan meningkatkan kompetensi pribadi dan sosial saya dalam berinteraksi di lingkungan. Saya juga menjadi pribadi yang lebih baik lagi terhadap kepedulian dengan rekan sejawat.    

B.       Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP

1.        Memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan menggalinya lebih jauh

Bagaimana prinsip dan alur coaching dapat diterapkan dalam kegiatan supervisi akademik di sekolah?

Untuk dapat menerapkan coaching untuk supervisi akademik di sekolah, maka kepala sekolah harus memiliki pengetahuan tentang coaching dan mau menerapkannya. Supervisi akademik adalah kegiatan pemberdayaan dan pengembangan kompetensi diri dalam rangka peningkatan performa mengajar dan pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi akademik jangan hanya dijadikan sebagai bahan penilaian bagi guru, namun supervise harus dijadikan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan mompetensi kompetensi akademik guru. Kepla sekolah harus memahami tahapan-tahapan dalam melakukan supervise akademik, sebelum melakukan supervise akademik seharusnya kepala sekolah melakukan kegiatan pra observasi untuk mendiskusikan perencanaaan tyang akan dilakukan. Pasca observasi dilakukan guna untuk kepla sekolah memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada. Ketika melakukan supervise setidaknya guru dibuat nyaman dan tidak merasa tertekan sehingga guru dapat melakukan kegiatan dengan nyaman. 

 

2.        Mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan (insight) baru

Coaching supervisi akademik dapat berpengaruh dalam terwujudnya pemimpin pembelajaran yang berpihak kepada murid. Pembelajaran yang berpihak pada murid merupakan hal yang sangat penting untuk diterapkan di lingkungan sekolah. Untuk mewujudkan hal tersebut maka seorang guru harus bisa menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran dan harus mampu memahai perkembangan yang terjadi pada muridnya dari segala aspek tidak hanya aspek kognitif saja.

 

3.        Menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal cgp (baik tingkat sekolah maupun daerah)

Tantangan dalam implementasi coaching di sekolah antara lain adalah:

a.         Menyamakan persamaan persepsi dengan kepala sekolah serta rekan sejawat tentang coaching dalam supervisi akademik.

b.        Merubah pola piker bahwa supervisi akademik hanya dijadikan sebagai penilaian rutin kepala sekolah terhadap gurunya sebagai pemenuhan tugas administrasi kepala sekolah, namun bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru.

 

4.        Memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi

Untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dalam proses coaching adalah:

a.         Melakukan sosialisasi tentang makna supervisi akademik berbasis coaching terhadap rekan guru

b.        Memberikan contoh nyata tentang praktik coaching dengan alur TIRTA dalam kegiatan supervisi akademik. 

c.         Menjalin komunikasi yang efektif dan hubungan kemitraan bersama rekan guru sehingga ketika menghadapi masalah, mereka tidak merasa sungkan untuk mengungkapkannya.

d.        Menghindari pelabelan atau asumsi serta asosiasi (mengaitkan dengan pengalaman pribadi) terhadap kondisi dan peristiwa yang dialami oleh rekan guru serta  agar tidak terjadi penilaian yang negatif.

 

C.       Membuat keterhubungan

1.        Pengalaman masa lalu

Pengalaman yang saya miliki terkait dengan kegiatan supervisi adalah saya pernah disupervisi oleh guru senior yang ada di sekolah saya. Saya juga pernah disupervisi langsung oleh Ibu pengawas SMK yaitu Ibu Nanik Darliana. Kegiatan supervise tersebut dilakukan hanya ingin melihat kegiatan yang saya lakukan di kelas apakah sudah sesuai dengan tahapan-tahapan yang ada pada modul saya, serta melihat metode pembelajaran saya di kelas.  Apakah pembelajaran saya sudah menerapkan 5C dan perpusat kepada murid. Namun dalam melakukan kegiatan supervise tersebut tidak ada pra, dan pasca supervise sehingga saya tidak tau letak kekurangan saya dalam mengajar.

 

2.        Penerapan di masa mendatang

Setelah memahami materi ini, untuk di masa yang akan datang, supervisi akademik harus dijalankan dengan menggunakan pendekatan yang berbasis kemitraan seperti coaching sehingga dapat meningkatan potensi dan kompetensi guru dalam mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid. 

3.        Konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari

Modul 2.1 membahas tentang pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid khususnya pembelajaran berdiferensiasi dimana pembelajaran tersebut dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan belajar murid sehingga semua murid mendapatkan pengalaman belajar yang diharapkan dengan menggunakan strategi- strategi pembelajaran differensiasi berupa konten, proses dan  produk. Begitu pula dengan supervisi akademik berbasis coaching  ini hendaknya dilaksanakan dengan didasarkan kepada pemenuhan kebutuhan guru yang akan disupervisi berupa peningkatan potensi dan kompetensi yang dimilikinya.  

Modul 2.2. membahas tentang pembelajaran sosial emosional dengan 5 kompetensi  berupa kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi  dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab yang dikuatkan dengan berdasarkan kepada kesadaran penuh (mindfulness). Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk menciptakan kesadaran penuh tersebut yaitu teknik STOP.  Dalam kegiatan coaching, seorang coach juga dituntut untuk menyimak dengan kesadaran penuh terhadap setiap informasi yang diberikan oleh coachee agar dapat memberikan pertanyaan yang berbobot untuk menggali potensi yang dimiliki oleh coachee.

 

4.        Informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP.

Kegiatan yang coaching dalam supervisi akademik yang dilakukan oleh  kepala sekolah diharapkan dapat membantu guru menggali potensi yang dimilikinya. Kelemahan yang dimiliki dapat menjadi kekuatan baru dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi. Sehingga guru dapat belajar jika menghadapi hal yang sama ataupun menghadapi hal-hal yang lebih kompleks lagi.  Kelemahan tersebut dijadikan sebuah komitmen yang akan dikembangkan guru pada kegiatan pembelajaran selanjutnya, melalui sebuah kesadaran sendiri yang timbul dari dalam diri guru sendiri. Oleh karena itu Kepala Sekolah harus harus mampu melaksanakan supervisi secara baik dan benar sesuai dengan prinsip-prinsip supervisi serta teknik dan pendekatan yang tepat

 

Jumat, 07 Juni 2024

REFLEKSI INDIVIDU MULAI DARI DIRI MODUL 2.1

 

REFLEKSI INDIVIDU

PEMBELAJARAN 1 -- MULAI DARI DIRI MODUL 2.1

PEMBELAJARAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID

 

Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh

Salam dan Bahagia Bapak dan Ibu Guru Hebat……

Perkenalkan Saya Na’ilir Rokhmah, S.Pd dan biasa dipanggil Nail, saya adalah calon guru penggerak angkatan X dari SMK Muhammadiyah kabupaten Lumajang. Pada kesempatan kali ini Saya akan menuliskan Refleksi Individu Pembelajaran 1 Mulai dari Diri yang merupakan bagian dari alur MERDEKA yang merupakan tahapan dari pembelajaran di LMS dari Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, dan tahapan terakhir adalah membuat Aksi nyata.

Adapaun tujuan pembelajaran khusus pada tahapan mulai dari diri ini adalah CGP dapat berbagi pengalaman pribadi tentang bagaimana tindakan gurunya di masa lalu membantu dirinya untuk belajar dengan lebih baik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Kutipan untuk hari ini:

 "Anak-anak adalah bunga-bunga masa depan yang perlu disirami dengan pendidikan yang baik." (Ki Hajar Dewantara).

 

Pertanyaan Pemantik

Bagaimana seorang guru dapat mengelola kelas dan memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya yang berbeda-beda?

Bapak dan Ibu Guru hebat, pertanyaan pemantik ini sangat menarik pemikiran pada diri saya. Kebutuhan belajar murid yang berbeda-beda. Bagaimana cara kita sebagai seorang guru yang menuntun tumbuh laku murid dapat mengelolanya di kelas? Sesuai dengan pemikiran KHD yang menyatakan bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki kodratnya masing-masing. Tugas kita sebagai seorang guru adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan bagi setiap anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing, dan memastikan bahwa dalam prosesnya, anak-anak tersebut merasa selamat dan bahagia. Tentunya kita juga harus memahami latar belakang siswa kita dan kondisi siswa kita agar kita bisa mengetahui kebutuhan belajar siswa.

Setiap murid adalah individu yang unik dan sudah seharusnya menjadi dasar dari praktik-praktik pembelajaran yang kita lakukan di kelas, serta menjadi kerangka acuan saat mengevaluasi praktik-praktik pembelajaran kita. Betapa luas keberagaman yang ada pada diri murid-murid kita, setiap murid memiliki karakteristik yang beragam, dengan keunikan, kekuatan dan kebutuhan belajar yang berbeda, maka sebagai guru kita perlu berpikir bagaimana caranya kita dapat menyediakan layanan pendidikan yang memungkinkan semua murid mempunyai kesempatan dan pilihan untuk mengakses apa yang kita ajarkan secara efektif sesuai dengan kebutuhan mereka.

Melalui pembelajaran berdiferensiasi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan belajar murid-murid yang berbeda. Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut.

Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat melihat kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek yaitu Kesiapan belajar murid (readiness), Minat murid, dan Profil belajar murid.

 

Refleksi Individu

Bayangkanlah kelas yang saat ini Anda ampu dengan segala keragaman murid-murid Anda!

Murid-murid kita sangat unik dengan keberagaman masing-masing. Kita harus mengakui akan keberagaman yang ada pada diri murid-murid kita. Mereka memiliki latar belakang ekonomi yang berbeda-beda, kondisi yatim atau piatu, berasal dari sekolah sebelumnya yang berbeda-beda, prestasi yang dimilikipun juga berbeda-beda, dan masih banyak lagi perbedaan-perbedaan yang lainnya. Mereka memiliki perbedaan mulai dari finansial, lingkungan, sosial, emosional, dan lain-lainnya. Setiap anak memiliki minat yang tidak sama satu sama lain, kemampuan numerasi dan literasi yang berbeda-beda. Ada anak yang suka bekerja dalam kelompok namun ada juga anak yang lebih suka belajar secara mandiri. Ada anak yang lebih senang mendengarkan penjelasan materi dari gurunya, ada juga yang senang mencatat materi penting dalam bentuk tulisan , ada anak yang senang berdiskusi dan melakukan kegiatan praktek. Ada anak yang senang belajar di dalam kelas ada juga yang senang di luar kelas. Ada anak yang pandai berbicara di depan kelas ada juga anak yang pemalu.  Tanpa disadari Guru dihadapkan pada keberagaman yang banyak jenisnya, sehingga seringkali guru harus melakukan banyak pekerjaan atau membuat suatu keputusan dalam satu waktu. Misalnya, saat mengajar di kelas, seorang guru mungkin harus membantu satu muridnya yang kesulitan, namun di saat yang sama harus mengatur cara bagaimana agar saat ia membantu murid tersebut, kelasnya tetap dapat berlangsung dengan kondusif. Dalam kesehariannya, guru akan senantiasa melakukan hal ini, sehingga kemampuan untuk multitasking ini secara natural sebenarnya dimiliki oleh guru. Kemampuan ini banyak yang tidak disadari oleh para guru, karena begitu alaminya hal ini terjadi di kelas dan betapa terbiasanya guru menghadapi tantangan ini. Semua usaha tersebut tentunya dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk memastikan setiap murid di kelasnya sukses dalam proses pembelajarannya. Saat ini saya mengajar Matematika di SMK Muhammadiyah Lumajang. Kelas yang saya ampuh adalah X jurusan Layanan Kesehatan dan Broadcasting dan Perfilman dan XI jurusan Broadcasting dan Perfilman dengan jumlah per kelas 34 murid. Saya mengajar 6 kelas betapa beragamannya murid-murid saya. Saya senang bisa menemani mereka belajar di dalam maupun di luar kelas. Dari keberagaman murid saya ini saya menjadi tertantang untuk bisa menjadi guru yang dapat memenuhi kebutuhan belajar murid saya yang berbeda-beda, saya harus banyak belajar, tidak ada kata puas dan berhenti untuk belajar karena pada kenyataannya setiap anak itu unik dan bagaimana memanusiakan anak itu tentunya dengan memperhatikan pendidikan yang sesuai dengan Filosofi Ki Hajar Dewantara melalui pembelajaran berdiferensiasi.

 

Apa yang telah Anda lakukan untuk melayani kemampuan murid yang berbeda? Apa yang Anda lakukan untuk membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah untuk murid Anda? Apakah ada perlakuan yang berbeda yang Anda lakukan?  Jika ada, perlakuan seperti apa? Jika tidak ada, apa dampaknya terhadap murid Anda?

Setiap awal pembelajaran saya selalu melakukan asesmen diagnostiknon kognitif untuk mengetahui perasaan serta motivasi belajar yang dirasakan oleh murid saya sebelum menerima pembelajaran. Saya menyediakan sumber belajar yang berbeda seperti dalam bentuk E-modul, infografis, PPT, Video, buku paket, rangkuman materi, bahkan trik-trik jitu dalam menyelesaikan matematika. Hal ini saya lakukan agar bisa mempermudah dalam memenuhi kebutuhan belajar murid saya. Saya juga mangajak murid saya belajar di luar kelas seperti pada saat praktikum menghitung tinggi suatu banguna atau benda dengan menggunakan klinometer pada materi trigonometri di sekitar sekolah. Saya juga membuat murid belajar dalam bentuk kelompok, berdiskusi, bermain games, dan ada saya menyelipkan kegiatan ice breaking dengan tujuan supaya murid tidak jenuh. Saya melibatkan teknologi dalam berbabagi pembelajaran saya. Dalam pembelajaran matematika saya kolaborasikan dengan pembelajaran informatika sehingga anak bisa mengikuti perkembangan zaman dengan adanya teknologi. Saya juga meminta tugas yang harus dikumpulkan dalam bentuk yang berbeda beda sesuai kesenangannya mereka, hal ini bertujuan untuk melatih kreatifitas serta tanggung jawab murid terhadapa apa yang sudah mereka kerjakan. Saya juga melakukan penilaian di awal pembelajaran, selama proses pembelajaran dan diakhir pembelajaran. Saya juga melakukan refleksi dengan murid-murid saya menanyakan perasaan mereka setelah mengikuti pembelajaran.

Sebutkan tantangan-tantangan yang Anda hadapi dalam proses pembelajaran di kelas yang disebabkan oleh keragaman murid-murid Anda tersebut? Tindakan-tindakan apa yang telah Anda lakukan untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut?

1.               Setiap murid mempunyai visi dan misi yang berbeda-beda, bahkan ada beberapa yang masih belum jelas tujuan mereka sekolah untuk apa. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran terkadang ada sedikit hambatan. Untuk mengatasi keberagaman yang memiliki variasi beragam, tidak cukup hanya dalam sekali tatap muka selesai. Perlu waktu lama dan kesabaran. Apalagi beberapa murid lambat dalam menerima pelajaran dan mengumpulkan tugas. Perlunya banyak strategi pembelajaran agar murid selalu antusias belajar.

2.               Berkurangnya waktu pembelajaran karena ada yang kurang bersemangat dalam pembelajaran karena kurangnya minat dan motivasi dalam belaja

Menurut Anda, untuk mengakomodasi tantangan yang terkait dengan keragaman murid tersebut, bagaimana seharusnya pembelajaran itu dirancang, dilaksanakan, dan dievaluasi?

1.                Saya merancang pembelajaran dengan memperhatikan keragaman, kemampuan, dan kebutuhan murid. Saya merancang pembelajaran berdasarkan pendapat dari para siswa dan guru sehingga bisa mengikuti pembelajaran sesuai dengan keinginannya. Proses belajar direncanakan secara terperinci sejak membuat rancangan pembelajaran baik berupa Modul ajar. Saya mensinkronkan CP yang dibutuhkan oleh msaing – masing kejuruan.

Untuk menjawab tantangan dalam pembelajaran dibutuhkan rancangan pembelajaran yang memenuhi keragaman tersebut dengan melihat motivasi belajar, kemampuan belajar, perasaan mereka, dan pikiran mereka. Tentunya usaha yang lebih keras, bisa dengan penugasan yang kolaborasi,inovatif, dan kreatif. Kemudian, tentu juga harus memperhatikkan filosofi KHD yaitu mendidik siswa sesuai dengan kodrat mereka. Evaluasi yang menyeluruh juga dibutuhkan dapat dilakukan untuk memenuhi keragaman siswa yang berbeda-beda. Tahapan yang paling terpenting adalah dengan melakukan refleksi di akhir pembelajaran sehingga pembelajaran ke depan dapat menjadi lebih baik. Prinsip saya adalah belajar itu harus menyenangkan dan tidak membuat murid menjadi tertekan.

 

 

 

Kamis, 17 November 2022

IMPLEMENTASI BIMBINGAN KARIER

 

IMPLEMENTASI BIMBINGAN KARIER

DI SMK MUHAMMADIYAH LUMAJANG

 

A. PENDAHULUAN

Sekolah menengah kejuruan (SMK) menjadi penyumbang pengangguran terbuka di Indonesia. BPS (2021) menunjukkan data Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) berdasarkan pendidikan per Agustus 2021 yaitu Sekolah Dasar (SD) mencapai 3,61%, Sekolah Menengah Pertama (SMP) mencapai 6,45%, SMA mencapai 9,09%, SMK mencapai 11,13%, Diploma mencapai 5,87%, dan Universitas mencapai 5,98%. Berdasarkan data tersebut persentase pengangguran lulusan SMK lebih besar dibanding persentase lulusan SMA. Ariyani (2020) berpendapat kondisi tersebut mengakibatkan animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SMK mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk menempuh pendidikan SMK tidak terlepas dari tingkat keterserapan lulusan SMK di dunia kerja.

Peranan bimbingan karir oleh guru bimbingan konseling di sekolah sangat penting. Permasalahan karir akan menjadi salah satu masalah utama yang perlu diperhatikan dalam merancang masa depan siswa nantinya. Perkembangan karir itu sendiri merupakan serangkaian perubahan-perubahan yang terjadi setiap tingkat kehidupan yang dipengaruhi oleh pemahaman diri (self understanding), nilai-nilai, sikap, pandangan, kemampuan yang dimiliki dan segala harapan yang menentukan pilihan karir yang akan dipilih, dan merupakan suatu proses yang terjadi karena dipengaruhi oleh faktor internal dalam diri pribadi seseorang dan pengaruh faktor eksternal di luar pribadi diri seseorang.

Bimbingan karir adalah upaya pemberian bantuan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, memilih lapangan pekerjaan atau jabatan profesi tertentu, serta membekali diri agar siap memangku jabatan yang telah dimasuki. Pada konteks sekolah, bimbingan karir memerlukan seorang konselor yang mampu memberikan layanan secara profesional kepada siswa atau konseli. Konselor memiliki tugas dan wewenang yang berbeda dengan tugas dan wewenang guru, walaupun sama-sama dalam setting pendidikan formal.

Perencanaan karir merupakan proses pencapaian tujuan karir individu, yang ditandai dengan adanya tujuan yang jelas setelah menyelesaikan pendidikan, cita-cita yang jelas terhadap pekerjaan, dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan dan pekerjaan yang di cita-citakan, persepsi yang realistis terhadap diri dan lingkungan, kemampuan mengelompokkan pekerjaan yang diminati, memberikan penghargaan yang positif terhadap pekerjaan dan nilai-nilai, kemandirian dalam proses mengambil keputusan, kematangan dalam hal mengambil keputusan, dan menunjukkan cara-cara realistis dalam mencapai cita-cita pekerjaan.

Bimbingan dan konseling karir di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mempunyai peranan yang penting dalam membantu siswa mencapai suatu perkembangan pengetahuan dan kesiapan pada kemampuan perencanaan karir. Pemberian informasi karir kepada siswa sebagai wujud untuk memantapkan kemampuan perencanaan karir siswa. Kemampuan perencanaan karir merupakan modal utama siswa untuk memasuki dunia karirnya dimasa depan. Permasalahan karir merupakan permasalahan masa depan siswa. Oleh karena itu, perlu adanya bimbingan dan konseling karir yang diberikan oleh konselor/guru di sekolah.

B. PEMBAHASAN

Bimbingan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu petunjuk (penjelasan) cara mengerjakan sesuatu, tuntunan. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan potensi-potensinya demi kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. Karir dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perkembangan dan kemajuan dikehidupan, pekerjaan, jabatan. Lestari (2017) mengutip Winkel, yang menyatakan bahwa bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan perkerjaan yang telah dimasuki.

Yusuf (2012) menyatakan bahwa bimbingan karir adalah bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan, dan pemecahan masalah-masalah karir seperti: pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas pekerjaan, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan, dan pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, dan pemecahan masalah-masalah karir yang dihadapi.

Bimbingan karir di SMK Muhammadiyah Lumajang dilaksanakan berdasarkan atas kaidah-kaidah yang berlaku mengenai layanan bimbingan dan konseling. Dalam program bimbingan dan konseling ini salah satu layanan yang diterapkan atau diberikan kepada siswa adalah bimbingan karir. Pada dasarnya bimbingan dan konseling merupakan salah satu upaya pendekatan terhadap siswa dalam dunia pendidikan. Pendekatan ini dilakukan secara pribadi maupun kelompok untuk membantu siswa mencapai suatu kemandirian dalam penyelesaian masalah-masalahnya.

Peran guru BK salah satunya yakni, membantu siswa dalam menghadapi masalah karirnya. Tujuannya untuk menyiapkan siswa menuju gerbang masa depan (dunia pendidikan maupun pekerjaan) yang diharapkan. Program bimbingan karir merupakan hal yang tepat. Melalui program ini siswa dibekali pengetahuan yang berkenaan dengan perencanaan karir, sehingga siswa mempunyai suatu kemampuan dalam memutuskan jenjang apa yang akan diminati setelah lulus sekolah. Metode implementasi bimbingan karir di SMK Muhammadiyah Lumajang terbagi menjadi 2 macam, yaitu metode konseling individu dan metode bimbingan kelompok.

Konseling individu merupakan suatu bentuk pemberian bantuan yang dilakukan secara pribadi (perseorangan). Dalam cara ini pemberian bantuan berlangsung secara tatap muka antara guru bimbingan konseling (konselor) dengan siswa.

Konseling individu merupakan suatu bentuk pemberian bantuan yang dilakukan secara pribadi (perseorangan). Dalam cara ini pemberian bantuan berlangsung secara tatap muka antara guru bimbingan konseling (konselor) dengan siswa. Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan pemberian bantuan arahan berbagai informasi yang diberikan kepada siswa, kegiatan ini dilakukan secara berkelompok atau perkelas. Dalam pelaksanaan metode bimbingan kelompok
terdapat tiga informasi yang diberikan kepada siswa, yaitu sebagai berikut.

Informasi pendidikan

Dalam lembaga pendidikan terdapat banyak siswa yang mengalami kesulitan, baik dalam proses belajar mengajar maupun menentukan pilihan sekolah lanjutan, seperti; penyesuaian diri dengan suasana belajar, jurusan dan fakultas apa yang diminati serta perguruan tinggi mana yang akan dipilih. Pada kasus ini siswa memerlukan pengetahuan dan pemahaman informasi agar dapat membuat suatu pilihan atau keputusan yang tepat. Informasi pendidikan meliputi data dan keterangan yang berisikan syarat-syarat dan peluang atau kesempatan berkaitan dengan berbagai macam instansi pendidikan yang banyak diminati pada saat ini.

Informasi Perguruan Tinggi

Banyak siswa yang masih bingung dalam menentukan sebuah pilihan terkait dalam memilih perguruan tinggi, seperti; adanya siswa yang berkeinginan melanjutkan ke perguruan tinggi dengan mengambil jurusan yang diminati. Akan tetapi, jurusan itu tidak sejalan dengan kejuruan yang ada di SMK tersebut, misalnya siswa sedang berada di jurusan farmasi klinis dan komunitas, namun siswa tersebut ingin masuk perguruan tinggi dengan jurusan fisioterapi. Dalam permasalahan tersebut siswa perlu dibimbing dan diarahkan oleh guru bimbingan konseling agar tidak salah dalam mengambil keputusan dan tindakan. Oleh karena itu, guru bimbingan konseling sangat berperan penting dalam tahap awal menentukan pilihan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Informasi Pekerjaan

Pekerjaan seringkali dicemaskan oleh siswa yang berasal dari pendidikan SMK. Karena banyak tamatan SMK yang bekerja, namun tidak sesuai dengan jurusan yang di tekuni pada masa sekolah. Informasi dalam bidang pekerjaan diberikan pada siswa agar siswa mengetahui, percaya diri, dan mampu menghadapi apapun pekerjaan yang sesuai dengan minat dan keahliannya masing-masing.

Hasil Implementasi Bimbingan Karir

Dalam hal bimbingan karier, tim Bk bekerjasama dengan tim BKK untuk melakukan kegiatan bimbingan karier. Pada kelas X, peserta didik sudah diarahkan untuk memilih Bekerja, Melanjutjkan, ataukah Berwirausaha,

Pada kelas XI, peserta didik kembali dipetakan untuk memilih karier mereka setelah akan lulus nanti. Karena belum tentu pilihan karier mereka di kelas X akan tetep pilihannya pada kelas XI. Hal ini bisa disebabkan karena pada kelas X mereka masih ikut – ikutan teman dalam memilihnya.

Pada kelas XII peserta didik diberikan arahan lagi untuk memilih karier mereka. Bagi yang memilih Bekerja, maka akan diberikan tambahan materi praktik kejuruan mereka untuk menambah ketrampilan mereka agar mereka siap kerja. Bagi yang memilih melanjutkan, maka mereka diberikan tambahan pembelajaran agar mereka siap mengikuti tes ke perguruan tinggi. Bagi yang memilih Berwirausaha maka mereka diberikan bekal pengetahuan mereka untuk berwirausaha, misalnya digital marketing.

Semua ini tidak lepas peran Guru BK bekerjasama denagn Tim BKK sekolah. BKK memberikan informasi terkait lowongan pekerjaan dan perguruan tinggi yang akan mereka pilih. BKK juga membantu alumni yang memilih bekerja untuk menyalurkan mereka pada dunia kerja.

Setiap orang seringkali berusaha, dan meyakini bahwa tidak ada usaha yang menghianati hasil. Manusia selalu menginginkan perjalanannya selama ia hidup berjalan dengan baik. Salah satunya perjalanan karir, setiap orang mempunyai jalan karirnya masing-masing. Karir setiap orang berbeda-beda, ada yang berjalan dengan mulus tanpa adanya hambatan hingga mendapatkannya dengan hasil yang memuaskan, dan ada yang sampai mati-matian berusaha untuk mencapai apa yang diinginkan, namun tidak berhasil untuk didapatkan. Dalam hal ini berhubungan dengan implementasi bimbingan karir, hasil itu akan muncul setelah dilakukannya bimbingan karir.

Dampak merupakan suatu pengaruh atau akibat dari hasil yang telah dilakukan, yang mana bisa membawa pengaruh yang positif maupun negatif. Dalam hal ini berkaitan dengan implementasi bimbingan karir pada siswa. Namun, di dalam implementasi bimbingan karir ini hanya terdapat dampak positif bagi siswa, dan tidak adanya dampak negatif bagi siswa itu sendiri. Dampak bagi siswa akan muncul setelah dilakukannya bimbingan, dan akan lebih terlihat berdampak setelah siswa tersebut lulus sekolah. Bimbingan karir memiliki dampak pada siswa, yakni siswa menjadi
termotivasi, sehingga siswa sangat antusias dalam memberikan argumen, baik secara individu maupun kelompok mengenai perencanaan karirnya.

Program bimbingan karir yang telah dilakukan, pada akhirnya perlu untuk diketahui hasil dari penerapannya tersebut. Secara umum tujuan bimbingan karir di sekolah adalah untuk membantu para siswa memiliki keterampilan dalam mengambil keputusan mengenai karirnya dimasa depan. Bimbingan karir akan terlaksana dengan baik apabila adanya minat dan bakat dari siswa itu sendiri, serta akan memunculkan pemahaman tentang perencanaan karir secara mandiri.

C. KESIMPULAN

1.             Metode bimbingan karir dalam peningkatan kemampuan perencanaan karir siswa di SMK Muhammadiyah Lumajang adalah metode konseling individu dan bimbingan kelompok. Metode konseling individu dilakukan secara perseorangan di ruang BK. Selanjutnya, metode bimbingan kelompok, metode ini biasanya dilaksanakan di dalam ruangan (di kelas ataupun di ruang BK), metode ini membahas mengenai informasi pendidikan, informasi perguruan tinggi, dan informasi pekerjaan.

2.             Hasil implementasi bimbingan karir dalam peningkatan kemampuan perencanaan karir siswa di SMK Muhammadiyah Lumajang cukup membantu siswa dalam peningkatan perencanaan karir siswa, yang mana bisa dilihat dalam menentukan pilihan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi serta pilihan jurusan yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, hingga memahami dalam menentukan perencanaan karirnya secara mandiri.

KEGIATAN BIMBINGA KARIER 



KEGIATAN BKK BEKERJA SAMA DENGAN BK









Prodmat 1
Prodmat 2
Prodmat 3
Prodmat 4
Prodmat 5

Video's